Jakarta — Patrick Kluivert resmi berpisah dengan Timnas Indonesia setelah serangkaian keputusan dan hasil buruk yang dinilai sebagai blunder selama masa kepelatihannya. PSSI mengumumkan pemutusan kontrak Kluivert pada Kamis (16/10).

Debut Kluivert bersama Timnas Indonesia pada 20 Maret 2025 langsung menimbulkan perdebatan. Ia mengubah formasi tiga bek yang biasa digunakan menjadi empat bek.

Awalnya, strategi itu terlihat menjanjikan. Tim Garuda tampil ofensif selama 10 menit pertama. Namun, organisasi permainan kemudian kacau dan Indonesia kebobolan tiga gol di babak pertama.

Sadar akan kesalahannya, Kluivert kembali ke formasi tiga bek dengan memasukkan Rizky Ridho. Meski sempat mencetak satu gol, Indonesia tetap kebobolan dua gol tambahan.

Dalam laga berikutnya melawan Bahrain dan China, Kluivert tetap mempertahankan formasi tiga bek dengan komposisi yang sama: Ridho, Jay Idzes, dan Justin Hubner.

Sosok Soufian Asafiati, pria asal Maroko, juga menarik perhatian publik. Ia terlihat duduk di bangku cadangan saat melawan Australia dan ikut menghadiri konferensi pers usai laga kontra Bahrain.

Belakangan, diketahui bahwa Asafiati berperan besar dalam internal tim, termasuk mengatur siapa yang berbicara kepada media serta mengatur jadwal latihan terbuka Timnas Indonesia.

Setelah kekalahan telak 0-6 dari Jepang pada 10 Juni 2025, Kluivert berupaya kembali ke filosofi sepak bola ofensif dengan formasi empat bek.

Gaya bermain tersebut diterapkan dalam dua laga uji coba melawan Taiwan dan Lebanon, dengan hasil kemenangan 6-0 atas Taiwan dan imbang 0-0 melawan Lebanon.

Dua hasil tersebut membuat Kluivert percaya diri untuk menerapkan formasi empat bek dalam laga resmi melawan Arab Saudi. Namun, keputusan itu justru menuai kontroversi.

Kluivert menduetkan Idzes dengan Kevin Diks di posisi bek tengah dan menempatkan Yakob Sayuri, yang sejatinya winger, sebagai bek sayap kanan. Ia juga menurunkan Mark Klok dan Beckham Putra, meski keduanya tampil di bawah performa. Klok bahkan tidak diganti hingga akhir laga.

Pertandingan berakhir dengan kekalahan 2-3 dari Arab Saudi. Hasil itu memicu kemarahan suporter yang menilai Kluivert kembali melakukan blunder fatal dengan mengubah komposisi pemain utama.

Kekecewaan juga muncul dari Justin Hubner yang sempat meluapkan perasaannya di media sosial sebelum akhirnya menghapus unggahan tersebut dan menyampaikan permintaan maaf. Akibatnya, Hubner tidak dimasukkan dalam daftar pemain saat melawan Irak.

Dalam laga melawan Irak, Kluivert akhirnya kembali menggunakan formasi tiga bek. Meski permainan Indonesia membaik, hasil akhir tetap mengecewakan dengan kekalahan 0-1. Hasil itu memastikan Indonesia gagal melangkah ke Piala Dunia 2026.

Kegagalan tersebut membuat Kluivert diminta mundur. Desakan publik kepada PSSI agar memecat pelatih asal Belanda itu pun semakin kuat.

Dengan rangkaian hasil negatif dan sejumlah keputusan kontroversial dalam delapan pertandingan bersama Timnas Indonesia, PSSI akhirnya memutus kontrak Patrick Kluivert pada Kamis (16/10) dengan alasan “kesepakatan bersama.”