Krisis toleransi juga menjadi masalah yang signifikan. Banyak informasi yang tidak benar dan ujaran kebencian beredar, mengganggu tatanan sosial. Namun, sebagian besar masyarakat Indonesia masih memegang teguh semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan saling menghormati. Kondisi ini menunjukkan adanya stagnasi dalam kehidupan berbangsa, yang perlu segera diatasi dengan menumbuhkan kembali rasa keterikatan kepada tanah air dan nilai-nilai positif.
Sebagai penutup, penulis mengingatkan bahwa kerusakan dalam masyarakat tidak hanya disebabkan oleh orang-orang jahat, tetapi juga oleh mereka yang memilih untuk tidak peduli. Dalam konteks ini, karakter Hulk dari film Avengers bisa menjadi contoh. Hulk, yang meskipun emosional, tetap menahan diri untuk tidak membunuh, mencerminkan sikap yang seharusnya dimiliki oleh para pemimpin dalam menghadapi lawan politik dengan cara yang adil.
Perbedaan pandangan dalam memperjuangkan kesejahteraan rakyat adalah hal yang biasa, tetapi perbedaan tersebut tidak seharusnya menjadi alasan untuk merugikan orang lain. Kini adalah saatnya bagi kita untuk kembali kepada fitrah masyarakat Indonesia yang damai, bersatu, dan berkomitmen untuk membangun negara yang lebih baik, maju, dan bermartabat. (*)
