Jambi – Direktorat Polairud Polda Jambi pada tanggal 18 Oktober 2024 kembali menunjukkan pengabdian mereka melalui program inovatif bertajuk Kapal Perpustakaan Terapung. Menggunakan kapal patroli KP.XXVI-2005, program ini dirancang untuk menghadirkan akses literasi bagi anak-anak pesisir Sungai Batanghari di wilayah Tanggo Rajo, Kota Jambi. Tidak hanya sekadar membaca, kegiatan ini juga mencakup aktivitas edukatif seperti mendongeng dan menulis kreatif, memberikan pengalaman belajar yang interaktif.
Langkah ini dilakukan sebagai bentuk upaya Ditpolairud dalam mendekatkan layanan pendidikan kepada masyarakat di daerah terpencil, sekaligus memperkuat hubungan antara aparat keamanan dan warga pesisir. Program ini bertujuan meningkatkan minat baca generasi muda, terutama di tengah era digitalisasi yang sering kali membuat anak-anak lebih terpaku pada gawai dibandingkan buku.
Inovasi Ditpolairud untuk Anak Negeri
Mengapa Kapal Perpustakaan Terapung menjadi begitu penting? Direktur Polairud Polda Jambi, Kombes Pol Agus Tri Waluyo, menjelaskan bahwa program ini merupakan salah satu terobosan untuk menjangkau wilayah-wilayah yang sulit diakses. “Kegiatan ini merupakan salah satu program unggulan yang sedang kita galakkan. Kapal patroli yang kita miliki kita desain sedemikian rupa dengan menyediakan berbagai macam buku bacaan bagi anak-anak. Harapan kami, di era gadget seperti sekarang ini, anak-anak tetap bisa membaca buku,” katanya.
Program ini bukan sekadar memberikan fasilitas membaca. Dengan interaksi langsung dari para personel Polairud, anak-anak juga diberikan pelatihan menulis kreatif, belajar mendongeng, hingga diskusi interaktif untuk mendorong daya pikir kritis mereka. “Kami ingin menumbuhkan budaya literasi sejak dini. Anak-anak adalah aset bangsa yang harus terus kita bina agar menjadi generasi cerdas dan kritis,” tambah Kombes Agus.
Sungai Batanghari: Jalur Kehidupan dan Pendidikan
Sungai Batanghari, yang membentang sepanjang 800 km, merupakan salah satu sungai terpanjang di Pulau Sumatera. Sungai ini tidak hanya menjadi jalur transportasi utama bagi masyarakat Jambi, tetapi juga sumber kehidupan yang menopang ekonomi dan aktivitas harian mereka. Namun, akses pendidikan di sepanjang wilayah pesisir sungai ini masih menjadi tantangan tersendiri. Banyak desa yang sulit dijangkau oleh kendaraan darat, sehingga anak-anak di sana sering kali kesulitan mendapatkan fasilitas pendidikan yang memadai.
Di sinilah peran Kapal Perpustakaan Terapung menjadi signifikan. Dengan menggunakan kapal patroli yang telah dimodifikasi menjadi ruang perpustakaan mini, Ditpolairud Polda Jambi membawa buku-buku bacaan langsung ke komunitas-komunitas terpencil. Program ini diharapkan mampu menjangkau lebih banyak anak-anak yang selama ini terpinggirkan dari akses pendidikan.
Menginspirasi Generasi Muda di Era Digital
Salah satu tantangan utama di era modern ini adalah menanamkan minat baca di tengah gempuran teknologi digital. Anak-anak cenderung lebih tertarik pada permainan video, media sosial, atau tontonan daring, dibandingkan membaca buku fisik. Melalui Kapal Perpustakaan Terapung, Ditpolairud ingin mengubah paradigma tersebut.
“Selain dapat membaca buku-buku yang kami sediakan, anak-anak juga bisa berwisata menyusuri Sungai Batanghari,” jelas Kombes Agus Tri Waluyo. Dengan pendekatan ini, membaca tidak lagi terasa membosankan, tetapi menjadi kegiatan yang menyenangkan. Wisata edukasi ini memberikan pengalaman baru bagi anak-anak, memperkuat rasa cinta mereka pada literasi, dan menumbuhkan keingintahuan akan dunia yang lebih luas.
Salah seorang anak yang ikut dalam kegiatan ini mengungkapkan kegembiraannya. “Saya senang sekali ada kapal yang membawa buku-buku. Saya jadi bisa belajar banyak hal baru. Kakak-kakak polisi juga baik sekali, mereka ajak kami bermain sambil belajar,” tuturnya dengan senyum ceria.
Dampak Sosial dan Harapan Masyarakat
Tidak hanya anak-anak, masyarakat pesisir juga merasakan manfaat dari kehadiran Kapal Perpustakaan Terapung. Dalam setiap kunjungan, anggota Polairud mendengarkan keluhan dan kebutuhan warga, menciptakan hubungan yang lebih erat antara aparat keamanan dan masyarakat. Hal ini sejalan dengan visi Polairud untuk menjadi lebih dekat dengan masyarakat melalui pengabdian nyata.
“Kegiatan ini memperlihatkan bahwa polisi tidak hanya menjaga keamanan, tetapi juga peduli terhadap pendidikan anak-anak kami,” kata salah satu warga pesisir Sungai Batanghari. Ia berharap program ini terus berlanjut dan mampu menjangkau lebih banyak desa terpencil di masa mendatang.
Lebih jauh, program ini juga menjadi inspirasi bagi institusi lain untuk menciptakan program serupa. Menyadari bahwa pendidikan adalah kunci kemajuan bangsa, inisiatif seperti Kapal Perpustakaan Terapung dapat menjadi contoh baik bagi pemerintah daerah maupun organisasi lain untuk memperluas akses pendidikan di daerah terpencil.
Peran Polairud dalam Membangun Bangsa
Sebagai garda terdepan di wilayah perairan, Ditpolairud memiliki tanggung jawab yang tidak hanya terbatas pada aspek penegakan hukum. Mereka juga memikul misi besar dalam membangun bangsa, khususnya di wilayah pesisir dan perairan terpencil. Peran ini mencakup berbagai upaya sosial dan kemanusiaan, seperti memberikan akses pendidikan, membantu distribusi bantuan bencana, hingga menjaga keberlanjutan sumber daya laut yang menjadi mata pencaharian masyarakat.
Program Kapal Perpustakaan Terapung di Jambi menjadi salah satu wujud nyata dari kontribusi Polairud dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan membawa koleksi buku ke daerah-daerah yang sulit dijangkau, Ditpolairud tidak hanya menanamkan minat baca kepada anak-anak, tetapi juga mendorong mereka untuk bermimpi lebih besar. Selain membaca, anak-anak diajak belajar mendongeng, menulis kreatif, dan berdiskusi interaktif bersama personel Polairud. Inisiatif ini diharapkan mampu membangun kepercayaan diri dan pola pikir kritis anak-anak di wilayah pesisir.
Tidak hanya di bidang literasi, Polairud juga memainkan peran strategis dalam menjaga keamanan nasional. Mereka aktif melakukan patroli rutin untuk melindungi perairan dari ancaman kejahatan lintas batas, seperti penyelundupan narkotika, perdagangan manusia, dan pencurian ikan oleh kapal asing. Di wilayah Jambi, perairan Sungai Batanghari dan kawasan pesisir timur menjadi fokus patroli mereka, mengingat strategisnya wilayah ini sebagai jalur transit.
Kombes Pol Agus Tri Waluyo, Direktur Polairud Polda Jambi, menegaskan pentingnya peran Polairud dalam mendukung kesejahteraan masyarakat pesisir. “Kami ingin keberadaan Polairud dirasakan langsung oleh rakyat, tidak hanya dalam menjaga keamanan, tetapi juga membantu mereka menciptakan masa depan yang lebih baik,” ungkapnya. Hal ini terlihat jelas dari berbagai program sosial mereka, termasuk distribusi bantuan bencana alam ke daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh kendaraan darat.
Dengan misi yang mengintegrasikan keamanan, literasi, dan kemanusiaan, Ditpolairud Polda Jambi terus membuktikan bahwa mereka bukan hanya penjaga laut dan udara, tetapi juga pelayan bangsa. Peran ini memberikan dampak signifikan bagi masyarakat pesisir, tidak hanya dalam hal keamanan, tetapi juga dalam memperkuat pendidikan dan membangun kehidupan yang lebih berkelanjutan.
Masa Depan Literasi di Tangan Kita
Melalui program ini, Ditpolairud menunjukkan bahwa kepedulian terhadap pendidikan adalah tanggung jawab bersama. Kapal Perpustakaan Terapung menjadi bukti bahwa dengan inovasi dan kerja sama, jarak geografis dan tantangan infrastruktur dapat diatasi demi menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus bangsa.
Ke depan, Ditpolairud berharap program ini dapat direplikasi di wilayah-wilayah lain di Indonesia yang menghadapi tantangan serupa. Dengan semangat literasi yang terus digelorakan, harapan akan lahirnya generasi muda yang cerdas, berkarakter, dan mencintai ilmu pengetahuan semakin nyata.
Reporter: Jorgi Pasaribu