Lalu haruskah bagaimana solusinya, upaya penindakan? Beberapa orang pesimis dengan langkah ini. Sebab berpikir bahwa masalah perilegal-ilegalan ini tak lepas dari oknum-oknum berseragam sehingga sangat sulit untuk ditindak.

Namun sebenarnya persoalan ini lebih dari masalah oknum semata. Selagi suplay and demand masih ada, maka penindakan terhadap pabrik atau penyelundup bukan jaminan praktek bisnis ilegal akan stop. Kembali lagi pada prinsip ekonomi, ketika ada kebutuhan dari konsumen dan ada ruang rentan daripada sistem, mereka akan terus bertumbuh dan berkembang.

Tak peduli sanksi apa yang menanti, namun di negeri konoha ini memang begitulah dunia bekerja. Artinya, ketika  aparat menindak pemain besar dalam bisnis ilegal ini, pemain-pemain baru dengan pola-pola baru juga akan bermunculan. Upaya penindakan pun tak akan ada hentinya.

Sejauh ini kacamata penulis melihat bahwa aparat hanya bisa mengunci bisnis ilegal ini pada sosok-sosok bos tertentu. Karna kalau tidak, akan menjamur dan efeknya terlalu besar. Lalu siapakah mereka (para pemain dalam bisnis ilegal) yang sudah dikunci/diamankan? Dan siapa saja oknum-oknum berseragam yang deal dengan para mafia itu?

Jawaban pertanyaan yang ini, jawab dalam diri sendiri saja dulu. Nanti kita kupas lagi kalau perlu.

*Wartawan tinggal di Jambi.