Jakarta – Siklus dan durasi menstruasi sering dianggap sepele, padahal keduanya merupakan indikator penting kesehatan reproduksi perempuan. Perubahan dalam jarak antar-haid maupun lamanya perdarahan bisa menjadi tanda awal adanya masalah kesehatan yang perlu diperhatikan.

Meski terjadi setiap bulan, masih banyak perempuan yang belum memahami batasan siklus dan durasi menstruasi yang dianggap normal dan aman bagi kesehatan mereka.

Apa itu Siklus Menstruasi?

Siklus menstruasi dihitung mulai dari hari pertama menstruasi sebelumnya hingga hari pertama menstruasi berikutnya. Meskipun sering kali dikaitkan dengan siklus 28 hari, setiap perempuan bisa memiliki siklus yang berbeda-beda.

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan di Eka Hospital Grand Family PIK, Hardi Susanto, menjelaskan bahwa siklus menstruasi merujuk pada jarak antar-periode haid.

“Siklus haid adalah jarak antara haid sebelumnya dengan yang sekarang. Jarak normalnya adalah satu bulan, atau setidaknya 28 hari dalam satu siklus,” jelas Hardi dalam acara temu media di Eka Hospital, Jakarta Pusat, pada (16/12).

Melansir dari Cleveland Clinic, secara umum siklus menstruasi masih dianggap normal apabila terjadi dalam rentang 21 hingga 35 hari.

Durasi Menstruasi yang Normal

Selain siklus, durasi atau lamanya perdarahan saat menstruasi juga menjadi indikator penting bagi kesehatan reproduksi perempuan. Rata-rata perempuan mengalami menstruasi selama tiga hingga tujuh hari.

Hardi menambahkan bahwa durasi menstruasi yang normal biasanya berada dalam rentang yang lebih pendek.

“Durasi adalah lamanya perdarahan saat menstruasi. Normalnya tiga hingga lima hari. Ganti pembalut tiga hingga lima kali dalam sehari masih dianggap normal,” ujarnya.

Perdarahan yang berlangsung terlalu lama, terlalu sedikit, atau sangat banyak bisa menjadi tanda adanya gangguan yang perlu diperiksa lebih lanjut oleh tenaga medis.

Fase dalam Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi terdiri dari beberapa fase yang dipengaruhi oleh perubahan hormon. Berikut adalah fase-fase dalam siklus menstruasi:

  1. Fase Menstruasi
    Fase ini terjadi saat lapisan rahim luruh dan keluar sebagai darah haid. Beberapa perempuan mengalami perdarahan selama tiga hingga lima atau hingga tujuh hari.

  2. Fase Folikuler
    Fase ini dimulai sejak menstruasi dimulai dan berakhir saat ovulasi. Selama fase ini, kadar hormon estrogen meningkat sehingga lapisan rahim (endometrium) tumbuh dan menebal.

  3. Ovulasi
    Fase ini terjadi sekitar pada hari ke-14 dalam siklus menstruasi 28 hari. Peningkatan mendadak hormon luteinizing menyebabkan ovarium melepaskan sel telur.

  4. Fase Luteal
    Fase ini berlangsung dari sekitar hari ke-15 hingga hari ke-28. Pada fase ini, sel telur meninggalkan ovarium dan mulai bergerak melalui tuba falopi menuju rahim.

Perubahan Siklus Menstruasi Seiring Usia

Siklus menstruasi dapat berubah seiring bertambahnya usia dan perubahan hormon. Pada masa remaja awal, siklus sering kali belum teratur dan bisa memerlukan waktu beberapa tahun untuk menjadi stabil.

Memasuki usia dewasa, siklus cenderung lebih teratur, namun akan kembali berubah saat mendekati masa menopause. Perubahan siklus juga dapat terjadi dalam kondisi tertentu, seperti setelah melahirkan, saat menyusui, atau akibat stres serta perubahan berat badan.

Kapan Menstruasi Tidak Teratur?

Menstruasi dapat disebut tidak teratur jika terjadi kondisi-kondisi berikut:

  • Terjadi terlalu sering atau terlalu jarang

  • Perdarahan berlangsung lebih dari tujuh hari

  • Darah haid sangat banyak hingga harus mengganti pembalut setiap satu hingga dua jam

  • Nyeri hebat selama menstruasi

  • Mual dan muntah yang terjadi bersamaan dengan menstruasi

Mengenali pola menstruasi sendiri sangat penting agar perempuan dapat segera menyadari apabila terjadi perubahan yang tidak biasa. Mengetahui siklus dan durasi menstruasi yang normal membantu perempuan untuk lebih memahami tubuh mereka dan mendeteksi masalah kesehatan sejak dini.