Jakarta — Harga perak mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di US$61,85 per troy ounce pada Kamis (11/12).

Dengan capaian tersebut, perak menjadi komoditas logam mulia dengan kinerja paling kuat tahun ini setelah melonjak hingga 113 persen.

Kenaikan signifikan ini dipicu meningkatnya permintaan industri, pasokan global yang terus menurun, serta status baru perak sebagai mineral kritis di Amerika Serikat (AS).

Dilansir Reuters, harga kontrak berjangka perak mendekati US$61 setelah sempat menyentuh level intraday US$61,06.

Lonjakan ini turut diperkuat oleh ekspektasi pasar terhadap peluang 87 persen pemangkasan suku bunga bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), sebesar 25 basis poin. Kondisi tersebut umumnya membuat logam mulia semakin menarik dan menekan nilai dolar AS.

Ekspektasi tersebut akhirnya terjawab setelah Gubernur The Fed Jerome Powell mengumumkan pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps ke level 3,50–3,75 persen.

Sepanjang tahun ini, harga perak telah melonjak hampir 109 persen, jauh melampaui emas yang hanya naik sekitar 60 persen. Di pasar fisik, kelangkaan suplai turut memperkuat reli perak, dengan kondisi paling ekstrem terjadi di London pada Oktober lalu.

“Tidak ada likuiditas yang tersedia. Yang terjadi di pasar perak benar-benar belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Kepala Investasi Greenland Investment Management, Anant Jatia, melansir Forbes.

Analis SP Angel berpendapat bahwa kenaikan harga perak tidak hanya didorong permintaan industri, tetapi juga aliran dana spekulatif yang menguat setelah harga emas terkoreksi.

“Menurut kami, kinerja kuat perak mencerminkan aliran dana spekulatif yang masuk ke aset dengan leverage lebih tinggi setelah emas terkoreksi,” tulis mereka.

Mereka menambahkan bahwa pasar perak semakin terangkat oleh kondisi pasokan yang sangat ketat setelah supply squeeze pada Oktober.

Penguatan harga perak juga mendapat dorongan tambahan setelah US Geological Survey memasukkan logam ini ke daftar critical minerals pada November. Penetapan tersebut menandai bahwa perak dianggap vital bagi ekonomi AS dan berpotensi menghadapi risiko gangguan pasokan serta tarif baru, sehingga semakin menarik minat investor.