Fokus pada Kawasan Pangan dan Energi

Dedy menyebut, meski tematik program tahun ini lebih diarahkan untuk mendukung swasembada pangan dan energi, kriteria utama IJD tetap berfokus pada peningkatan konektivitas dan pemerataan kemantapan jalan.
“Tahun ini ada penyesuaian pada kawasan strategis, dengan penekanan pada wilayah pertanian, perkebunan, perikanan, serta kawasan pendukung program Makan Bergizi Gratis dan distribusi energi seperti BBM Satu Harga,” ujarnya.

Gunakan Skema SYC dan MYC

Pelaksanaan IJD di Jambi ditargetkan berlangsung pada 2025–2026, dengan durasi pekerjaan tiap paket antara 2 hingga 4 bulan. Dua skema kontrak digunakan, yaitu Single Year Contract (SYC) dan Multi Year Contract (MYC).
“Skema MYC diterapkan karena keterbatasan waktu pelaksanaan di 2025 yang relatif singkat,” ujar Dedy.

BPJN Jambi juga mewajibkan pelibatan tenaga kerja lokal secara optimal, terutama untuk pekerjaan padat karya. Langkah ini diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi langsung, meningkatkan keterampilan, dan mendorong perputaran ekonomi daerah.

Crash Program, Diawasi Ketat

Sebagai program percepatan (crash program), pelaksanaan IJD di Jambi menuntut strategi efektif agar berjalan tepat waktu. Dedy menyebut, BPJN Jambi menerapkan sejumlah langkah, antara lain penyusunan jadwal kerja terukur, koordinasi rutin dengan pemda, kontraktor, dan konsultan pengawas, serta pengawasan harian di lapangan.

“Progres fisik dikontrol setiap hari oleh PPK dan supervisi lapangan. Tender dilakukan melalui e-purchasing dengan metode mini kompetisi untuk mempercepat pengadaan,” jelasnya.