Sinyal Lemah dari Ekonomi AS dan Tiongkok
Di Amerika Serikat, pesanan baru untuk barang modal mengalami penurunan tak terduga pada bulan Juni. Meskipun pengiriman barang meningkat secara moderat, data ini menunjukkan bahwa belanja modal untuk peralatan melambat di kuartal kedua.
Presiden Trump mengatakan bahwa pertemuannya dengan Ketua The Fed, Jerome Powell, berlangsung baik. Ia menyiratkan bahwa bank sentral mungkin mempertimbangkan untuk memangkas suku bunga, yang jika terjadi, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan konsumsi energi.
Dari sisi Asia, pendapatan fiskal Tiongkok mengalami penurunan 0,3% dalam enam bulan pertama tahun ini, menurut laporan Kementerian Keuangan. Angka ini menunjukkan penurunan konsisten sejak Januari hingga Mei.
Pasar Waspadai Potensi Kenaikan Pasokan Global
Amerika Serikat disebut tengah mempersiapkan pelonggaran pembatasan terhadap mitra perusahaan minyak milik negara Venezuela, PDVSA. Salah satu yang berpotensi diuntungkan adalah Chevron, perusahaan minyak raksasa asal AS.
Langkah ini diperkirakan akan meningkatkan ekspor minyak Venezuela lebih dari 200 ribu barel per hari. Bagi para penyuling di AS, kabar ini dinilai positif karena bisa meredakan tekanan pasokan minyak mentah berat.
Di sisi lain, Iran menyatakan siap melanjutkan negosiasi nuklir dengan negara-negara Eropa usai pertemuan langsung yang mereka sebut “serius dan mendalam” pada hari Jumat. Ini merupakan dialog tatap muka pertama sejak serangan militer oleh AS dan Israel bulan lalu.
Iran dan Venezuela adalah anggota OPEC. Jika sanksi terhadap salah satu dari kedua negara itu dilonggarkan dan ekspor minyak meningkat, maka pasokan global bisa terdorong naik — yang pada akhirnya memberi tekanan tambahan terhadap harga minyak.