Di ujung timur Provinsi Jambi, jauh dari hiruk-pikuk pusat kekuasaan, terbit sebuah semangat yang tak pernah padam. Ia tumbuh dalam dada para mahasiswa Tanjung Jabung Timur—anak-anak muda yang sadar akan peran sejarahnya, yang tahu bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil, dari suara yang berani, dari tekad yang tak gentar.
Hari ini, mahasiswa Tanjab Timur tidak ingin hanya dikenal sebagai penonton dari kejayaan orang lain. Di bawah kepemimpinan Ketua Umum Kapema Tanjab Timur *RIANSYAH*, mereka mengangkat kepala, merapatkan barisan, dan melangkah bersama menuju arah yang lebih terang. Ketua umum menjadi simbol pemersatu—bukan sekadar pemimpin administratif, tapi seorang penggerak semangat kolektif, yang mampu menformulasikan gagasan dan memetakan peradaban hanya untuk 1 kata perubahan.
Bersama ketua umum, hadir pula sosok *Arjuna Pase*, ketua bidang eksternal Kapema tanjab timur, mahasiswa visioner yang dikenal karena konsistensinya turun langsung ke tengah masyarakat. Tidak hanya berbicara dalam ruang-ruang formal, tapi juga terjun dalam aksi nyata: menggerakkan donasi, menyuarakan keadilan, dan menghidupkan diskusi-diskusi kritis tentang isu daerah dan kebangsaan. Ia menjadi bukti bahwa mahasiswa tidak boleh asing dengan rakyat, dan perubahan sejati hanya lahir dari keterlibatan langsung.
Pada hari itu rapat dilangsungkan hanya beberapa anggota kapema yang hadir dan besar harapan apabila suatu saat bisa menyatukan semua mahasiswa bergabung di dalam kapema
Rapat pada hari itu adalah gerakan yang dibangun di atas kesadaran, persatuan, dan keberanian untuk bermimpi besar. Mahasiswa Tanjab Timur menolak untuk menjadi bayang-bayang. Kami ingin eksis, ingin diakui, ingin membuktikan bahwa dari tanah yang sederhana bisa lahir kekuatan besar untuk negeri. Kami ingin menjadi generasi yang tidak hanya aktif saat pemilu, tapi terus hidup dalam denyut-denyut perubahan sosial setiap hari.