Proyek Ratusan Milliar di KCBN Muaro Jambi Bongkar Jalan Warga Ganti Plastik Berkerikil

Daerah105 Dilihat

Muara Jambi – Masyarakat Desa Muara Jambi yang berada di Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muara Jambi
kini harus terbiasa dengan aktivitas proyek penataan lingkungan bernilai ratusan milliar rupiah yang tengah beroperasi.

Masalahnya proyek gede penataan lingkungan sebesar Rp 122.808.000.000
pada zona inti KCBN Muara Jambi tersebut disinyalir mengabaikan hal mendasar yakni sosialisasi terhadap masyarakat sekitar.

Salah satu tokoh masyatakat Desa Muara Jambi yang enggan namanya disebutkan mengaku bahwa sedari awal proyek penataan lingkungan candi tersebut berjalan yakni sekira bulan Mei 2024, tak pernah pihak pelaksana kegiatan melakukan sosialisasi secara resmi terhadap tokoh-tokoh dan aparatur desa.

“Enggak ada, enggak ada. Yang ada itu mereka pernah menyampaikan soal lalu lalang kendaraan yang ngangkut material. Kalau sosialisasi resmi itu setau saya engak ada,” ujar Sumber, tokoh masyatakat setempat, belum lama ini.

Parahnya lagi tak cuman pelaksana proyek yang tidak ada melakukan sosialisasi. Namun Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah V selaku pemilik proyek atau kegiatan juga disinyalir mengabaikan unsur terpenting tersebut.

Berdasarkan pantauan tim awak media di kawasan candi yang sedang digarap oleh kontraktor PT Brantas Abipraya (Persero) tersebut, terdapat beberapa hal menohok. Salah satunya akses jalan sekitar candi yang dulunya itu jalan cor beton, kini dibongkar oleh pihak pelaksana kegiatan.

Akses jalan di sekitaran areal candi tersebut diganti dengan menggunakan turfave berisi kerikil, hal ini pun bikin masyarakat sekitar tidak bisa lagi melintasi jalan dengan membawa kendaraan dengan bobot berat.

Hal ini pun menuai keluhan, sebab akses jalan di sejumlah titik areal sekitar candi tersebut sedari dulunya juga dipergunakan masyarakat sekitar sebagai akses menuju kebun atau sawah. Sekaligus akses untuk mengangkut hasil panen masyarakat.

“Inikan bingung kita jadinya. Jalan-jalan ini dulunya hibah dari warga kami, di cor lah dulu dengan dana Pokir dari anggota Dewan yang dari sini. Ini sekarang udah diganti turpave gabisa lagi kita ngangkut hasil panen,” “Mereka bongkar-bongkar jalan kita mau ke kebun. Tapi ga ada jalan alternatif yang dikasih sama kita. Kan bingung,” ujarnya.

Sementara itu diperoleh juga informasi bahwa terdapat beberapa bidang lahan yang dibebaskan di areal sekitar candi tersebut guna pembangunan akses jalan turpave yang mengelilingi areal, namun pelaksana dan pemilik paket proyek seolah tak peduli dengan akses jalan bagi masyarakat.

Sebab tak ada jalan alternatif yang tersedia setelah mereka mengobrak-abrik jalan umum yang sebelumnya. Tanpa adanya sosialisasi, hingga kini perwakilan masyarakat sekitar pun mengaku tidak mengetahui sama sekali apa saja item-item pengerjaan dari proyek bernilai ratusan milliar yang kini sedang berlangsung di kampung halamannya itu. (*)