Jambi – Pengerahan pasukan TNI dari Yonif 142 Infanteri Jambi dilokasi konflik kawasan hutan Eks PT RKK sangat disesalkan oleh Pimpinan Wilayah Serikat Tani Nelayan (PW STN) Provinsi Jambi.
Pasukan yang berjumalah kurang lebih 50 orang itu sempat beradu argumen dengan 4 KTH yang kini duduk dilahan kawasan Hutan tersebut, bahkan warga memgaku ada perusakan Camp 4 KTH yang dilakukan oleh Koperasi Pajar Pagi dengan disaksikan oleh TNI tersebut.
Christian Napitupulu selaku Ketua PW STN sangat kecewa dengan langkah militer masuk keareal konflik agraria, menurut dia bukan ranahnya apalagi wilayah tersebut adalah kawasan hutan yang dibebani oleh izin IUPHTI PT WKS.
“PW STN Provinsi Jambi meminta Kodim 0145 jambi dan Korem 042 Gapu untuk menarik pasukan dari lahan tersebut, Karena TNI itu adalah alat Negara bukan alat pemerintah untuk menangani konflik, karena berbicara konflik adalah bicara kebiijakan pemerintah,” kata Christian.
Tetapi, kata dia, kalau dasar TNI di situ mengawas Karhutla monggo kami persilahkan. “Tetapi kalau datang atas panggilan koperasi atau pihak-pihak perlu dilakukan evaluasi,” ujarnya.
Christian juga menghimbau kepada 4 KTH agar jangan terpancing dengan provokasi yang dilakukan oknum – oknum.
“Kita masih percaya pemerintah dari pusat sampai daerah untuk menyelesaikan konflik ini, apalagi sekarang ada teman-teman kita perwakilan 4 KTH dan PP STN yang sedang melakukan rapat di Kementerian KLHK di Jakarta,” katanya.