Jakarta — Pemerintah Israel melarang Bulan Sabit Merah Internasional (ICRC) melakukan kunjungan kemanusiaan terhadap warga Palestina yang saat ini ditahan oleh otoritas setempat.
Kebijakan tersebut ditegaskan oleh Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Rabu (29/10), seperti dikutip dari AFP.
“Pendapat yang disampaikan kepada saya sangat jelas bahwa kunjungan Palang Merah kepada ‘teroris’ di penjara akan membahayakan keamanan negara. Keselamatan negara dan warga kami adalah yang utama,” kata Katz.
Pemerintah Israel secara konsisten menyebut para milisi dan pejuang Palestina sebagai “teroris”.
Kunjungan ICRC Dibatasi Hanya untuk Tujuan Tertentu
Katz menjelaskan bahwa larangan terhadap ICRC ini hanya dikecualikan untuk kegiatan “wawancara prapembebasan” yang dilakukan dalam konteks gencatan senjata dan perjanjian pertukaran tahanan.
Mengutip data dari AFP, sejak gencatan senjata diberlakukan pada 10 Oktober, terdapat sedikitnya 2.673 warga Palestina yang masih ditahan oleh Israel.
Dalam pernyataannya, ICRC menegaskan bahwa misi mereka ke tempat penahanan warga Palestina bersifat murni kemanusiaan, tanpa agenda politik.
“Kami bertujuan menilai perlakuan dan kondisi tahanan serta memastikan kesesuaiannya dengan standar internasional. Kami juga berupaya memulihkan kontak antara tahanan dan keluarga mereka,” demikian pernyataan resmi ICRC.
Israel Lanjutkan Serangan ke Gaza di Tengah Gencatan Senjata
Meskipun gencatan senjata masih berlaku, Israel dilaporkan kembali melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza sepanjang pekan ini.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengecam keras tindakan Israel tersebut setelah lebih dari seratus warga sipil dilaporkan tewas dalam dua hari terakhir hingga Rabu (29/10).
“Sekretaris Jenderal mengutuk keras pembunuhan warga sipil di Gaza akibat serangan udara Israel, termasuk banyak anak-anak,” ujar Stephane Dujarric, juru bicara Guterres, seperti dikutip AFP, Kamis (30/10) dini hari WIB.
Menurut laporan Al Jazeera, sedikitnya dua orang tewas akibat serangan di wilayah Beit Lahiya, Gaza, pada Rabu malam. Dalam dua hari terakhir, faksi Palestina Hamas menyebut total 104 orang tewas, termasuk 46 anak-anak dan 24 perempuan.

