“Terjadi juga lonjakan kenaikan harga beras, ditingkat grosir naik sampai 0,32% dan tingkat eceran sampai 0,26%, kejadian itu justru di saat gudang Bulog penuh dengan cadangan dan produksi padi mencatat surplus, harga di pasar terus menanjak menembus batas yang ditetapkan negara. Kejanggalan ini bukan sekadar angka statistik, melainkan pukulan nyata bagi dapur rakyat, sekaligus ujian bagi negara dalam mengolola pangan pokoknya.” Tandas Lusi

“Polemik Keracunan MBG juga menghantui Negeri dan Generasi penerus estafet kepemimpinan Bangsa ini. Program Unggulan Prabowo-Gibran ini harusnya matang secara teknis, sehingga makanan yang disajikan sebagai penunjang Gizi anak-anak pelajar tidak menjadi racun yang bisa saja menghilangkan nyawa. BPOM dan stakeholder terkait lainnya juga harus ambil peran nyata dalam peristiwa dan polemik MBG tersebut.” Lanjut Lusi.

“Kita juga melihat PHK Massal terjadi di berbagai penjuru Negeri, alih-alih mewujudkan 19 juta lapangan kerja sesuai janji Gibran pada saat kampanye dan debat cawapres, malah terjadi PHK Massal di berbagai sektor. Anak-anak muda juga susah mendapatkan kerja, kalaupun sudah dapat kerja sangat susah dapat upah yang layak.” Kata Lusi melanjutkan.

Masih banyak beberapa catatan kritis saya selaku salah satu anak Bangsa yang juga sedang melanjutkan studi Pascasarjana ini, lain kesempatan akan saya ulas lebih tajam dan rinci. Saya selaku anak Muda Indonesia berharap Presiden & Wakil Presiden mulai berbenah, saya optimis dibawah Kepemimpinan Prabowo-Gibran Indonesia jauh lebih baik, tapi harus berani bertindak tegas pada semua oknum tidak amanah yang ada disetiap lembaga Pemerintahan. Salah satunya segera ganti saja Menteri yang tidak kompeten di dalam Kabinet Indonesia Maju Prabowo-Gibran.” Tutup Lusi dengan tegas kepada beberapa awak media di kota Padang. (*)