Mengapa Membangun Peti Kemas Muaro Jambi
Pembangunan peti kemas di Muaro Jambi bukan sekadar proyek infrastruktur, tetapi langkah strategis memperkuat fondasi ekonomi daerah berbasis konektivitas logistik. Posisi Jambi yang berada di jalur tengah Sumatra menjadikannya simpul potensial antara kawasan barat dan timur Indonesia. Dalam kerangka otonomi daerah, pelabuhan menjadi instrumen penting untuk memperluas revenue base dan memperkuat kapasitas fiskal pemerintah provinsi.
Beberapa studi menunjukkan, pelabuhan peti kemas mampu berkontribusi antara 3–7% terhadap APBD daerah melalui aktivitas logistik, perdagangan ekspor-impor, serta peningkatan pajak dan retribusi daerah (Husaini, 2023, hlm. 42). Sebagai contoh, Pelabuhan Belawan di Sumatra Utara menyumbang sekitar 4,8% terhadap PAD provinsi, sedangkan Tanjung Priok di Jakarta mencapai lebih dari 6%. Artinya, pembangunan peti kemas Muaro Jambi berpotensi meningkatkan pendapatan daerah dan memperluas efek berganda ekonomi, multi player efeect (MPE) yang dilahirkan
Menurut Todaro dan Smith (2020, hlm. 74), kekuatan ekonomi daerah tidak hanya diukur dari volume perdagangan, tetapi juga kemampuan menciptakan sistem distribusi efisien yang menurunkan biaya logistik dan meningkatkan daya saing produksi lokal. Muaro Jambi dengan dukungan Sungai Batanghari memiliki peluang itu.
Memahami Peti Kemas dan Kontribusinya bagi Daerah: Multi Player Efek (MPE)
Peti kemas (container port system) adalah simpul transportasi yang menghubungkan perdagangan antardaerah dan antarnegara dengan efisiensi tinggi (Rodrigue, 2022). Lebih dari sekadar dermaga bongkar muat, pelabuhan peti kemas adalah pusat aktivitas ekonomi yang melibatkan tenaga kerja, transportasi darat, gudang, logistik, dan jasa keuangan.

