Situasi Memanas di Sasana Handrawina
Nenok menuturkan suasana rapat sempat memanas setelah penobatan Mangkubumi. GKR Timoer Rumbay Kusuma Dewayani, kakak kandung Mangkubumi, disebut menyerbu lokasi dan menuding adiknya melanggar kesepakatan keluarga terkait penerus takhta.
Timoer mengungkapkan bahwa keluarga inti PB XIII sebelumnya telah menyepakati bahwa putra mahkota adalah Pangeran Adipati Anom Hamangkunagoro.
“Saya cuma sedih saja, Gusti Mangkubumi bisa berkhianat dengan kami putra-putri, kakak-kakak dan adik-adiknya. Itu saja yang saya sesalkan,” ungkap Timoer.
“Putra-putri Pakubuwana XIII tidak ada yang hadir kecuali Mangkubumi,” lanjutnya.
Ia juga menyebut bahwa kesepakatan keluarga tersebut disampaikan di hadapan sejumlah pejabat, termasuk Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, Wali Kota Solo Respati Ardi, serta mantan Wali Kota Solo Teguh Prakosa.
“Kami sudah bersepakat untuk putra mahkota, di mana di situ adalah Pangeran Adipati Anom Hamangkunagoro. Di situ saya sudah menyebutkan itu dan kami sudah sepakat,” tegasnya.
Tedjowulan Mengaku Dijebak
Di sisi lain, Kanjeng Gusti Panembahan Agung Tedjowulan menyatakan dirinya merasa dijebak untuk merestui penobatan Mangkubumi sebagai Pangeran Pati.
Ia mengakui rapat tersebut diadakan atas inisiatifnya, namun mengaku tidak mengetahui bahwa agenda penobatan akan dilakukan.
“Saya mboten nate diajak rembukan pengukuhan dan sebagainya,” ujar Tedjowulan.

