Semarang — Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, meminta agar Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di Kementerian Agama memiliki visi pemberdayaan santri, bukan hanya fokus pada aspek pendidikan.

“Kita berharap Dirjen Pesantren yang baru dibentuk punya visi yang namanya visi pemberdayaan,” ujar Cak Imin di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (29/10).

Menurut Cak Imin, pondok pesantren adalah lembaga yang memiliki peran strategis dalam mengentaskan kemiskinan, karena selain sebagai lembaga pendidikan, pesantren juga memiliki kekuatan dalam sektor pemberdayaan ekonomi dan sosial masyarakat.

“Kemarin saya bertemu Dirjen Pendidikan Islam. Saya sampaikan kepada beliau bahwa visi pemberdayaan harus masuk dalam dunia pendidikan kita,” katanya.

Talenta Santri Harus Dikembangkan Sejak Dini

Lebih lanjut, Cak Imin menegaskan bahwa basis pendidikan Indonesia, termasuk pesantren, harus berorientasi pada pengembangan talenta santri.

“Sejak awal, anak didik harus dipupuk talentanya. Syukur-syukur sejak masuk pendidikan sudah dilakukan deteksi talenta,” ungkapnya.

Dengan demikian, kata Cak Imin, pesantren dapat menjadi pusat pendidikan berbasis potensi dan keterampilan, bukan hanya fokus pada aspek akademik atau keagamaan semata.

Presiden Prabowo Setujui Pembentukan Ditjen Pesantren

Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto telah menyetujui pembentukan Ditjen Pesantren di lingkungan Kementerian Agama.

Kabar tersebut disampaikan oleh Wakil Menteri Agama, Romo Muhammad Syafi’i, bertepatan dengan peringatan Hari Santri 2025 pada Rabu (22/10).

“Dengan surat ini, saya ingin menyampaikan bahwa Presiden telah menyetujui pembentukan Dirjen Pesantren di lingkungan Kementerian Agama,” ujar Romo.

Romo menegaskan, pembentukan Ditjen Pesantren bertujuan memberikan perhatian lebih besar kepada pondok pesantren di seluruh Indonesia.

“Agar pemerintah semakin hadir dalam melayani dan mendukung perkembangan pesantren di seluruh Indonesia,” tambahnya.