Jakarta – Rumah mode Alexander McQueen memangkas 20 persen dari total staf yang bekerja di kantor pusatnya di London, Inggris, pada Kamis (23/10). Keputusan tersebut telah dikonfirmasi oleh Kering, perusahaan induk yang menaungi merek mode ternama ini.

Pemutusan hubungan kerja (PHK) ini berdampak pada pengurangan 55 posisi di perusahaan. PHK dilakukan sebagai bagian dari upaya Alexander McQueen untuk menghadapi penurunan penjualan yang cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir.

Meskipun Kering tidak merinci angka penurunan penjualan untuk McQueen, perusahaan menyebutkan bahwa penurunan pendapatan mereka sedikit tereduksi berkat penjualan pakaian siap pakai wanita yang lebih tinggi.

Dalam wawancara dengan WWD, pihak McQueen menyampaikan, “Sebagai bagian dari tinjauan strategis komprehensif atas operasi global kami, kami sedang merestrukturisasi kantor pusat kami di Inggris dan mengurangi kompleksitas di seluruh pasar internasional kami.”

Selain itu, Kering juga mengumumkan bahwa mereka mengalami penurunan penjualan keseluruhan sebesar 10 persen pada kuartal ketiga tahun ini. Penurunan ini dipengaruhi oleh turunnya pendapatan di sebagian besar merek utama yang ada di bawah naungannya.

“Mengenai portofolio, saya ingin menegaskan bahwa kami akan terus meninjau dengan cermat, seperti yang selalu kami lakukan, relevansi aset yang kami miliki dalam portofolio kami,” kata Chief Operating Officer Kering, Jean-Marc Duplaix, saat mempresentasikan hasil kuartalan perusahaan, seperti yang dilaporkan oleh AFP.

PHK yang dilakukan oleh Alexander McQueen juga merupakan bagian dari tinjauan strategis lebih luas di seluruh merek yang ada di bawah naungan Kering. Langkah ini juga terjadi setelah kedatangan Luca de Meo sebagai CEO baru Kering. De Meo, yang sebelumnya menjabat di perusahaan otomotif Renault, direkrut pada Juni lalu dengan tujuan untuk menghentikan penurunan pendapatan dan memangkas utang perusahaan.

Kering juga mengumumkan bahwa mereka akan menjual divisi produk kecantikan mereka kepada L’Oréal senilai US$5,3 miliar, sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk memperkuat posisi finansialnya.