Tak hanya itu, sejak program SAS diterapkan, ada perubahan jam masuk sekolah. Yang tadinya kegiatan belajar mengajar dimulai pada pukul 07.00 WIB, kini diubah menjadi pukul 06.30 WIB.

“Karena waktunya kita sampai pukul 11.30 WIB, sampai salat zuhur, setelah berjamaah langsung kita melakukan sekolah kebangsaan, wawasan kebangsaan, dan bakat minat,” ujarnya.

Eri berharap, melalui program ini, siswa SD-SMP di Surabaya akan lebih disiplin dan terhindar dari kegiatan negatif. Karena menurutnya, pembentukan karakter tidak bisa hanya dilakukan oleh sekolah, akan tetapi juga membutuhkan peran serta orang tua.

“Karena yang saya katakan tadi, pembentukan karakter tidak hanya dilakukan oleh orang tua dan atau guru saja, tapi dua-duanya harus membentuk karakter. Dan alhamdulillah ini sudah berjalan di Surabaya,” katanya.

(frd/sfr)