“Jadi tiga hal ini yang saya kira tanpa secara formal bergabung dengan PSI sekalipun darah politik, ideologi politik PSI itu ya Jokowi, bukan yang lain. Jadi memang secara tidak langsung peluangnya pasti besar gitu ya,” kata Adi kepada , Selasa (10/6) malam.

Namun, Adi menuturkan bergabungnya Jokowi secara resmi ke PSI merupakan hal yang ditunggu oleh publik. Meskipun, secara informal, Jokowi dan PSI sudah merupakan satu kesatuan.

“Satu-satunya yang paling ditunggu oleh publik adalah apakah Jokowi dan PSI itu diformalkan (secara resmi) atau tidak, sudah itu saja,” ucap dia.

Adi juga berpandangan Jokowi berminat menjadi ketua umum PSI, ia akan terpilih secara aklamasi. Sekalipun, pemilihannya dilakukan secara langsung.

“Karena tingkat keterpilihan Jokowi ya pasti sudah seribu persen gitulah,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro mengamini ada peluang besar bagi Jokowi bergabung ke PSI. Sebab, Jokowi membutuhkan kendaraan politik demi menjaga legacy atau warisannya.

“Beliau membutuhkan kendaraan politik dalam arahan merawat legacy-nya, menjaga pengaruhnya di semua pos strategi kekuasaan, baik di level eksekutif maupun legislatif,” tutur Agung.

“Kalau beliau hanya pakai istilah partai perorangan atas nama pribadi saya kira itu tidak akan bisa berlangsung lama dan langgeng sehingga kendaraan politik menjadi keniscayaan,” imbuhnya.

Peluang Lolos Parlemen

Adi menyebut bergabungnya Jokowi ke PSI tentu akan membawa keuntungan. Salah satunya, membuka peluang PSI lolos ke parlemen.