Dalam beberapa tahun terakhir, Zuckerberg semakin gencar mereposisi Meta menjadi raksasa AI. Intensitasnya di sektor ini semakin meningkat setelah kemajuan pesat yang dicapai oleh OpenAI.

Tujuan superintelijen Zuckerberg sangat ambisius. Sebelum AI dapat mencapai kemampuan yang melebihi otak manusia, teknologi ini terlebih dahulu harus mampu melakukan apa pun yang dapat dilakukan manusia atau yang disebut kecerdasan buatan umum (AGI).

Para peneliti AI mendebat seberapa dekat umat manusia dengan tujuan AGI. Sebagian pakar mengatakan kita masih bertahun-tahun lagi, sementara yang lain mengatakan kita sama sekali belum dekat dan tidak ada jalan untuk mencapainya.

Banyak pemimpin teknologi seperti Zuckerberg percaya bahwa AI mewakili ancaman eksistensial bagi bisnis mereka. Meta berusaha membedakan dirinya dengan Llama dengan menjadikannya open source, model AI gratis yang bertujuan menjadi dasar bagi sebagian besar AI di dunia.

Sementara, Google percaya AI merupakan ancaman signifikan bagi bisnis pencariannya. Di sisi lain, Apple menyadari bahwa AI pada akhirnya mungkin membuat aplikasi menjadi tidak relevan dan berpotensi mengancam dominasi smartphone-nya.