“Jerat Zikir” yang menurut saya “sesuatu ” itu akhirnya pagi ini bertemu dengan jodohnya. Riyadi dengan bangga meminangnya.
Lukisan “Jerat Zikir” sejak saya amati ketika dipamerkan di Tebo cukup menyentuh hati saya, menggugah perasaan saya, kelak saya akan meminangnya.
“Entah kenapa, pagi ini, orang yang pertama saya chat adalah Alhendra Dy, teman pelukis yang berdomisili di Bangko Kabupaten Merangin, sepertinya Tuhan yang telah menuntun saya,” tuturnya pada Selasa, 30 Januari 2024.
“Ah ternyata benar, inilah kekuatan yang Allah selipkan dari berkahnya sebuah silaturahmi, meskipun hanya lewat WhatsApp” ujarnya.
“Akan saya pajang di ruangan saya,” tuturnya.
Ada yang ingin saya sampaikan, ada kabar baik pagi ini. Bahwa kita berusaha saja, ada atau tidak hasilnya itu Tuhan yang atur. Jangan pernah berburuk sangka atau pesimis dengan perjuangan hidup ini. Tuhan telah mengatur segalanya, pertemuan, jodoh, rezeki dan maut. Dan nilai hanyalah sebuah angka-angka, sedangkan persahabatan dan rasa kasih di atas segalanya.
Pagi ini, masih dalam kegelisahan yg sama seperti pagi-pagi kemarin, sahabat saya, Ahmad Riyadi Pratama SH MH (Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Tebo) komen di status WhatsApp saya, pada foto anak-anak sanggar seni Rumah Kreativ Merangin sedang berlatih menggambar dan melukis.
Akhirnya, bertegur sapalah kami. Saling berbagi kabar dan bercerita di seputaran Rumah Seni Presisi yang sampai sekarang ini masih membuka galerinya berupa pameran lukisan. Pameran yang digelar awal Desember lalu. Karena masyarakat Tebo masih antusias makanya pameran ini masih tetap dibuka. Itu yang dikatakan Syahrial (Ketua Rumah Seni Budaya Tebo).
