Jakarta — PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menargetkan dapat melayani lebih dari 400 juta pelanggan sepanjang tahun ini, seiring dengan meningkatnya mobilitas warga Ibu Kota dan perluasan jangkauan layanan bus.

Direktur Utama PT Transjakarta Welfizon Yuza menjelaskan bahwa pada tahun 2024 lalu, pihaknya berhasil mencatat 372 juta penumpang. Angka itu menjadi dasar optimisme perusahaan untuk melampaui target baru di tahun ini.

“Kalau tahun lalu kami melayani 372 juta pelanggan, tahun ini targetnya tembus di atas 400 juta. Sampai triwulan ketiga sudah 298 juta pelanggan. Kami optimistis capai target,” ujar Welfizon dalam forum Balkoters Talk di Balai Kota Jakarta, Selasa (4/11).

Menurutnya, hingga saat ini cakupan layanan Transjakarta telah mencapai 91,8 persen wilayah Jakarta. Artinya, hampir seluruh warga Ibu Kota sudah bisa menjangkau layanan bus Transjakarta dengan mudah.

“Jadi sembilan dari sepuluh warga Jakarta cukup berjalan kaki lima sampai sepuluh menit ke arah mana pun, pasti menemukan halte atau bus stop Transjakarta,” jelasnya.

Welfizon menegaskan bahwa Transjakarta kini terus bertransformasi menjadi layanan transportasi publik yang cerdas, inklusif, dan berorientasi pada kebutuhan warga. Ia menjelaskan perubahan besar mulai terjadi sejak tahun 2015, ketika Transjakarta resmi beralih status dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) menjadi Perseroan Terbatas (PT).

“Kalau dulu perspektifnya operasional driven, jadi layanan didorong dari sisi operasional. Tapi sejak tahun 2016 kami ubah polanya, bukan lagi didorong dari sisi operasional, tapi ditarik dari sisi customer,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Welfizon menyampaikan bahwa Transjakarta kini tengah menyiapkan fase baru menuju konsep smart mobility, yaitu sistem transportasi publik yang terintegrasi, berbasis teknologi, dan menempatkan warga sebagai pusat layanan.

“Kita sudah tidak lagi bicara sekadar busway, tapi bagaimana layanan ini menjadi bagian dari kota cerdas, di mana warga adalah pusatnya. Karena Transjakarta ini bukan hanya customer centric, tapi citizen centric,” tutur Welfizon.

Transformasi ini, tambahnya, merupakan bagian dari komitmen Transjakarta untuk menjadikan Jakarta sebagai kota dengan sistem transportasi publik modern dan berkelanjutan, yang tidak hanya mengutamakan efisiensi, tetapi juga pengalaman dan kenyamanan penumpang.