Sidoarjo — Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur (Jatim) kembali berhasil mengidentifikasi sejumlah korban dalam peristiwa robohnya Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

Kabid Dokkes Polda Jatim, Kombes M. Khusnan, mengatakan tim DVI telah mengidentifikasi delapan kantong jenazah, yang terdiri dari tujuh jenazah utuh dan satu body part atau potongan tubuh.

“Tim DVI Polda Jatim berhasil mengidentifikasi terhadap delapan kantong jenazah, yang terdiri dari tujuh jenazah dan satu body part,” ujar Khusnan, Senin (6/10) malam.

Ia menjelaskan bahwa proses identifikasi dilakukan melalui pencocokan data ante mortem (data korban yang dikumpulkan dari keluarga) dan post mortem (data hasil pemeriksaan jenazah).

“Tim menggabungkan data ante mortem yang dikumpulkan dari keluarga korban, seperti catatan medis, gigi, sidik jari, dan properti pribadi, dengan data post mortem yang diperoleh dari pemeriksaan jenazah,” lanjut Khusnan.

Dari hasil pencocokan yang dilakukan pada Senin malam, tujuh jenazah berhasil teridentifikasi.

Khusnan menambahkan, dua kantong jenazah bernomor PM RSB B033 dan B034 ternyata milik satu korban atas nama Moh Dafin. Hal ini diketahui setelah hasil rekonsiliasi menunjukkan kecocokan antara bagian tubuh dengan data keluarga.

Sementara itu, Kabid DVI Pusdokkes Polri Kombes Pol Wahju Hadijati mengatakan tidak semua kantong jenazah berisi tubuh yang utuh.

“Ada yang terpisah antara badan dan anggota tubuh lainnya. Namun hasil pencocokan memastikan bahwa itu milik satu orang,” ujarnya.

Hingga Senin malam, dari 59 kantong jenazah yang diterima tim DVI Polda Jatim, total 17 korban telah berhasil diidentifikasi.

Berikut daftar 17 korban robohnya gedung Pondok Pesantren Al-Khoziny yang telah teridentifikasi: