Jakarta — Apple kembali membuat gebrakan dengan meluncurkan iPhone Air, ponsel tertipis yang pernah dibuat perusahaan, bersamaan dengan jajaran iPhone 17 pada Rabu (10/9) dini hari waktu Indonesia.

Dengan ketebalan hanya 5,6 mm, iPhone Air menjadi perubahan desain paling signifikan dalam delapan tahun terakhir. Kehadiran perangkat ini disebut sebagai langkah Apple untuk menghidupkan kembali daya tarik ponsel premiumnya yang belakangan dinilai stagnan oleh penggemar maupun analis.

CEO Apple Tim Cook membuka acara peluncuran di Cupertino dengan mengutip filosofi desain mendiang Steve Jobs.

“Bagi kami, desain melampaui sekadar penampilan atau rasa. Desain juga tentang bagaimana sesuatu berfungsi,” kata Cook, Rabu (10/9).

iPhone Air vs Samsung Galaxy S25 Edge

iPhone Air langsung dibandingkan dengan Samsung Galaxy S25 Edge yang lebih dulu rilis pada Mei lalu. Dengan ketebalan lebih tipis (5,6 mm vs 5,8 mm) dan harga lebih terjangkau, iPhone Air dinilai bisa menarik minat konsumen kelas menengah ke atas.

  • Harga iPhone Air: mulai US$999 (Rp16,4 juta)

  • Harga Galaxy S25 Edge saat rilis: mulai US$1.099 (Rp18,04 juta)

Prediksi Analis: iPhone Air Bisa Jadi Momentum

Menurut Paolo Pescatore, analis dari PP Foresight, iPhone Air berpotensi menjadi momentum penting bagi Apple.

“Di era di mana kita melihat banyak kesamaan, sangat bagus Apple meluncurkan produk baru ke pasar. Hal ini seolah menghidupkan kembali segmen iPhone secara keseluruhan,” ujar Paolo, dikutip Reuters.

Dari sisi strategi bisnis, iPhone Air diposisikan untuk menggantikan model iPhone Plus, yang selama ini menyumbang sekitar 5–7 persen pengiriman iPhone global.

Nabila Popal, direktur riset senior IDC, menilai langkah Apple ini tepat.

“Apple memang sering terlambat masuk tren, tapi ketika mereka masuk, mereka melakukannya lebih besar, lebih keras, atau lebih baik dari siapa pun,” kata Nabila.