Jambi — Kericuhan antara oknum kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) terjadi di area kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Thaha Saifuddin (STS) Jambi pada Rabu (27/8), usai penutupan rangkaian kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2025.
Berdasarkan video dan kesaksian sejumlah saksi mata, insiden bentrokan ini diduga dipicu adanya mobilisasi kader HMI dalam agenda penutupan PBAK. Bayu Romantika, kader PMII UIN STS Jambi, mengungkapkan bahwa sehari sebelum kejadian, tepatnya pada 26 Agustus 2025, terdapat surat undangan dari Koordinator Komisariat (Korkom) HMI UIN STS Jambi yang mengajak seluruh komisariat HMI hadir pada acara penutupan.
“Undangan tersebut menjadi salah satu pemicu provokasi bagi kader PMII. Hal-hal seperti ini yang seharusnya dihindari saat pelaksanaan PBAK,” ujar Bayu, Rabu (27/8).
Ahmad Khotib Lubis, kader PMII lainnya, menilai insiden ini menjadi evaluasi serius bagi organisasinya. “Banyak kader PMII yang membela dan memperjuangkan organisasinya, tapi kejadian ini harus menjadi tamparan keras untuk membenahi dan memperbaiki internal PMII UIN STS Jambi,” katanya.
Sementara itu, Randi, kader PMII UIN STS Jambi, menyayangkan terjadinya bentrokan tersebut. “Hal-hal seperti ini harusnya kita hilangkan, apalagi sampai menimbulkan korban. Namun, pasti selalu ada provokator yang membuat kericuhan terus berulang dari tahun ke tahun,” ucapnya.
Pihak Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN STS Jambi hingga saat ini belum memberikan keterangan resmi terkait insiden tersebut. Namun, berdasarkan informasi yang dihimpun, bentrokan ini murni melibatkan oknum organisasi ekstra kampus dan tidak ada kaitannya dengan pelaksanaan kegiatan PBAK 2025. (*)