Surakarta – Roblox menjadi salah satu platform game daring yang paling digemari oleh anak-anak dan remaja di seluruh dunia. Dikenal sebagai sistem pembuatan dan permainan virtual (game creation system), Roblox memungkinkan penggunanya untuk tidak hanya bermain, tetapi juga menciptakan dan membagikan game buatan sendiri secara bebas.

Dirilis pada tahun 2006 oleh Roblox Corporation, platform ini terus berkembang pesat. Berdasarkan data dari Statista, saat ini Roblox memiliki lebih dari 70 juta pengguna aktif harian secara global, menjadikannya salah satu game online dengan jumlah pengguna terbesar.

Keunikan Roblox terletak pada model konten buatan pengguna atau user-generated content (UGC). Dalam sistem ini, pemain memiliki kebebasan untuk menjadi kreator game mereka sendiri, bukan sekadar konsumen. Bahasa pemrograman Lua digunakan untuk menyusun mekanisme permainan yang kompleks, dari simulasi kehidupan, eksplorasi petualangan, hingga dunia virtual yang imersif.

Pengalaman ini tidak hanya menyuguhkan hiburan, tetapi juga memicu kemampuan berpikir logis, pemecahan masalah, hingga mendorong minat anak terhadap koding dan pengembangan game.

Namun, di balik popularitasnya, Roblox juga memunculkan tantangan, khususnya dalam aspek keamanan digital. Sebagian besar pengguna Roblox adalah anak-anak, sehingga rentan terhadap konten tidak pantas, interaksi dengan pengguna asing yang berisiko, serta eksploitasi ekonomi melalui pembelian dalam game.

Karena itu, peran orang tua sangat penting dalam mendampingi anak saat bermain di platform ini. Edukasi digital serta penerapan kontrol orang tua (parental control) menjadi langkah krusial untuk menciptakan pengalaman bermain yang aman dan bermanfaat.

Roblox bukan sekadar tempat untuk bermain, tetapi juga dapat menjadi sarana edukatif yang menyenangkan. Dengan pengawasan yang tepat, Roblox mampu menjadi jembatan untuk mengasah kreativitas, keterampilan digital, dan bahkan membuka jalan menuju dunia teknologi masa depan.