Jakarta — Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, memperingatkan Iran agar tidak membalas serangan AS terhadap fasilitas nuklir utamanya. Trump menyatakan bahwa Iran akan menghadapi “tragedi” yang belum pernah terjadi sebelumnya jika meluncurkan serangan balasan ke AS.

Trump menyebut bahwa serangan presisi besar-besaran yang ia perintahkan terhadap situs nuklir Fordo, Natanz, dan Isfahan adalah keberhasilan militer yang spektakuler, yang diklaim membuat fasilitas-fasilitas tersebut hancur total.

“Iran, negara penindas di Timur Tengah, sekarang harus berdamai. Jika tidak, serangan di masa depan akan jauh lebih besar dan jauh lebih mudah,” kata Trump, dalam pernyataan yang disiarkan secara nasional, Minggu (22/6), seperti dilansir Anadolu.

“Ini tidak bisa terus berlanjut. Akan ada perdamaian atau akan ada tragedi bagi Iran, jauh lebih besar dari yang telah kita saksikan selama delapan hari terakhir,” sambungnya.

Trump mengingatkan masih banyak target di Iran yang tersisa dan dia menyebut serangan ke tiga situs nuklir Iran pada Sabtu (21/6) adalah yang tersulit dari semuanya dan mungkin paling mematikan.

“Tetapi jika perdamaian tidak datang dengan cepat, kita akan mengejar target-target lain itu dengan presisi, kecepatan, dan keterampilan,” ujar Trump.

Trump juga menegaskan bahwa sebagian besar target yang tersisa di Iran “dapat dilenyapkan dalam hitungan menit.”

Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, dan Ketua Kepala Staf Gabungan, Jenderal Dan Caine, diperkirakan akan menyampaikan pernyataan pada Minggu (22/6) pagi waktu setempat.