Jakarta — Israel meluncurkan Operasi Rising Lion ke Iran pada 13 Juni lalu yang menabuh genderang perang antara kedua negara hingga hari ini.
Serangan Israel tersebut menewaskan sejumlah pejabat tinggi militer serta ilmuwan-ilmuwan nuklir terkemuka Iran. Serangan-serangan yang menyasar para ilmuwan nuklir Iran ini pun ternyata disebut Operasi Narnia.
Dilansir dari The Jerusalem Post, Operasi Narnia dinamakan demikian karena mencerminkan sifat operasi yang tidak mungkin bak fantasi.
Dalam operasi ini, pejabat intelijen Israel mengategorikan ilmuwan nuklir Iran ke dalam empat tingkat untuk dieliminasi. Israel bahkan merunut ilmuwan-ilmuwan nuklir Iran yang menjadi prioritas untuk dieksekusi mulai dari peringkat yang tertinggi hingga terendah.
Para ilmuwan dengan keahlian militer mumpuni dan yang sulit dibunuh dimasukkan ke dalam peringkat tertinggi.
Israel kemudian menyusun daftar orang yang akan dieksekusi sesuai perintah, dengan ilmuwan paling berbahaya di urutan teratas.
Menurut klaim Israel, para ilmuwan Iran yang terbunuh dalam Operasi Narnia merupakan tokoh-tokoh penting dalam program nuklir Iran yang memiliki pengalaman puluhan tahun dalam pengembangan senjata nuklir.
Banyak di antara mereka merupakan penerus langsung Mohsen Fakhrizadeh, sosok yang sering dianggap sebagai bapak program nuklir Iran.
Beberapa di antara ilmuwan nuklir Iran yang tewas selama Operasi Narnia, yakni:
– Fereydoun Abbasi, ahli teknik nuklir
– Mohammad Mahdi Tehranchi, ahli fisika
– Akbar Matlali Zadeh, ahli teknik kimia