Jakarta – Suasana di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Mabes Polri, Jakarta, Rabu pagi, 16 April 2025 mendadak bergelora. Puluhan aktivis dari Lingkar Gerakan Nusantara (LGN) menggelar aksi demonstrasi, menyerukan desakan tegas kepada aparat penegak hukum untuk mengusut dugaan korupsi di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi.
Aksi tersebut dipimpin oleh Koordinator Nasional LGN, Arigandhi, yang dalam orasinya menegaskan bahwa negara tidak boleh tutup mata terhadap kejahatan anggaran yang berpotensi merugikan rakyat.
“Kami datang sebagai suara nurani bangsa. Ketika negara diam, maka rakyat wajib berseru. Korupsi adalah musuh bersama, dan kami berdiri untuk menuntut keadilan!” teriak Arigandhi dengan lantang, disambut gemuruh yel-yel dari massa aksi.
Dalam pernyataannya, LGN membeberkan adanya dugaan kuat praktik mark-up anggaran hingga pekerjaan fiktif yang melibatkan pejabat dinas dan rekanan kontraktor. Mereka menilai, lemahnya pengawasan membuka celah bagi penyimpangan yang masif dan sistematis.
Desakan ke KPK dan Mabes Polri
LGN secara khusus meminta KPK untuk segera turun tangan dengan membentuk tim penyelidikan khusus. Selain itu, mereka juga mendesak Kapolri agar menginstruksikan Bareskrim Mabes Polri membentuk tim investigasi independen guna menuntaskan kasus ini secara tuntas dan transparan.
“Kami tidak ingin perkara ini berakhir sebagai laporan yang dilupakan. Harus ada ketegasan! Harus ada transparansi!” ujar Arigandhi, menegaskan komitmen LGN dalam mengawal kasus tersebut.
Lima Tuntutan Resmi LGN
1. KPK segera menyelidiki dugaan korupsi di Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bungo secara profesional dan transparan.
2. Kapolri melalui Bareskrim membentuk tim khusus untuk mengusut tuntas dugaan mark-up anggaran dan proyek fiktif.
3. Penetapan tersangka terhadap pihak-pihak yang terbukti terlibat, baik dari unsur dinas maupun kontraktor pelaksana.
4. Proses hukum dilakukan secara terbuka dan akuntabel untuk menjamin kepercayaan publik.
5. Kementerian Dalam Negeri diminta melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Kepala Daerah dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kabupaten Bungo.
Pemuda dan Mahasiswa, Garda Terdepan Perubahan
Aksi LGN menjadi simbol perlawanan terhadap korupsi dan pengingat bahwa pemuda dan mahasiswa tetap menjadi kekuatan moral dalam menjaga integritas negeri. Seruan “Hidup Mahasiswa! Hidup Pemuda! Hidup Rakyat Indonesia!” menggema di penghujung aksi, menyulut semangat perlawanan terhadap praktik kotor yang mencederai keadilan.
“Kami tidak datang untuk mencaci, tapi untuk mengingatkan. Tidak untuk membuat gaduh, tapi untuk mengetuk pintu keadilan yang terlalu lama tertutup,” tandas Arigandhi.
Menutup aksinya, LGN memberi ultimatum: jika tuntutan ini tidak diindahkan, mereka akan kembali dengan jumlah massa yang lebih besar dalam aksi jilid II.
“Ini baru permulaan. Jika keadilan tetap bungkam, kami pastikan gelombang perlawanan akan terus membesar,” tegas Arigandhi. (*)