Solo — Sejumlah pegawai Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah X diminta keluar dari Museum Keraton Surakarta pada Sabtu (13/12). Peristiwa tersebut terjadi saat para pegawai tengah menjalankan tugas di area museum.

Pegawai BPK diminta meninggalkan lokasi menyusul rencana kubu SISKS Pakubuwana XIV Purbaya untuk memasang kamera pengawas (CCTV) serta mengganti gembok di sejumlah pintu Keraton Surakarta.

Pada waktu yang bersamaan, seluruh pimpinan Lembaga Dewan Adat (LDA) Keraton Surakarta yang merupakan pendukung SISKS Pakubuwana XIV Mangkubumi diketahui sedang berada di Jakarta guna memenuhi undangan dari Kementerian Kebudayaan.

Cucu SISKS Pakubuwana XIII, BRM Suryomulyo Saputro, yang berada di lokasi, menyampaikan bahwa kejadian bermula saat sejumlah orang tiba-tiba melakukan pemasangan CCTV.

“Ada pemasangan CCTV sepihak Smorokoto. Kemudian berlanjut ke museum dan depan pintu Kasentanan,” kata Suryomulyo Saputro.

Tak lama berselang, dua putri Pakubuwana XIII, yakni GKR Panembahan Timoer Rumbai dan GKR Devi Lelyana Dewi, bersama belasan pendukung SISKS Pakubuwana XIV Purbaya, mendatangi Museum Keraton Surakarta. Dalam peristiwa tersebut, pegawai BPK Wilayah X diminta keluar dari area museum.

Setelah kondisi di dalam keraton dinyatakan kosong, pihak SISKS Pakubuwana XIV Purbaya melakukan penggantian gembok di sejumlah pintu keraton. Menurut Suryomulyo Saputro, gembok lama dipotong menggunakan gerinda sebelum diganti dengan yang baru.

“Tiba-tiba diusir, dipaksa keluar dari museum, lalu digembok semua,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa tindakan tersebut hanya menyasar pegawai BPK Wilayah X. Sementara itu, kerabat keraton dan abdi dalem masih diperbolehkan berada di dalam lingkungan Keraton Surakarta.

Selain pintu museum, penggantian gembok juga dilakukan di pintu Kori Kamandungan, yang merupakan pintu utama menuju kompleks Kedhaton.

“Dari museum, pindah ke pintu ini (Kori Kamandungan), diganti menggunakan gerinda,” kata Suryomulyo Saputro.

Ia menyayangkan insiden tersebut karena saat ini Museum Keraton Surakarta sedang menjalani proses renovasi dan revitalisasi. Ia juga mengkhawatirkan penggunaan gerinda untuk memotong gembok lama dapat berpotensi merusak pintu-pintu keraton yang berstatus sebagai benda cagar budaya.

Di sisi lain, Juru Bicara SISKS Pakubuwana XIV Purbaya, KPA Singonagoro, mengakui adanya penggantian gembok di sejumlah pintu keraton.

“Jumlahnya kurang lebih 10 pintu termasuk Kamandungan, Kasentanan, kantor Sasono Wilopo, Perpustakaan, Sasana Handrawina, dan museum,” ujar Singonagoro.

Namun demikian, ia membantah adanya tindakan pengusiran terhadap pegawai BPK. Menurutnya, penggantian kunci dilakukan agar Babadan atau kabinet bentukan SISKS Pakubuwana XIV Purbaya dapat bekerja dengan optimal.

“Jadi tidak ada pengusiran. Bisa dilihat, orang-orang di sana masih ada kok,” kata Singonagoro.