Keju Tinggi Lemak Bukan Ancaman, Justru Manfaatkan untuk Kesehatan Otak
Emily Sonestedt, ahli epidemiologi nutrisi dari Universitas Lund, menyatakan bahwa temuan ini menantang anggapan lama bahwa keju adalah makanan yang harus dihindari karena tinggi lemak. Ia menilai tidak semua makanan tinggi lemak berdampak buruk bagi kesehatan, bahkan beberapa jenis keju berpotensi memberikan manfaat, terutama bagi kesehatan otak.
“Tidak semua makanan tinggi lemak berdampak negatif, bahkan beberapa jenis keju bisa memberikan manfaat bagi kesehatan otak,” ujar Sonestedt, mengutip hasil penelitian tersebut.
Apa Itu Demensia?
Demensia adalah istilah umum untuk gangguan fungsi kognitif, yang meliputi penyakit Alzheimer, demensia vaskular, serta demensia yang berkaitan dengan penyakit Parkinson. Secara global, jumlah penderita demensia terus meningkat, dan diperkirakan akan melonjak tajam dalam beberapa dekade mendatang.
Mengingat belum adanya pengobatan yang benar-benar efektif untuk demensia, pencegahan melalui pola makan dan gaya hidup sehat menjadi fokus utama para peneliti dan ahli kesehatan.
Keju Rendah Lemak Tidak Menunjukkan Manfaat yang Sama
Menariknya, temuan penurunan risiko demensia ini tidak ditemukan pada keju rendah lemak, susu, atau produk susu fermentasi seperti yogurt dan kefir. Bahkan, konsumsi mentega dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan risiko Alzheimer menurut beberapa penelitian.
Namun, meskipun hasil penelitian ini menarik, para ahli mengingatkan agar temuan ini tidak disimpulkan secara berlebihan. Pola makan peserta hanya dicatat di awal penelitian, sementara kebiasaan makan dan gaya hidup dapat berubah seiring berjalannya waktu.

