Jakarta — Perusahaan infrastruktur internet Cloudflare memberikan penjelasan setelah terjadi gangguan layanan yang berdampak pada sejumlah situs dan aplikasi besar pada Selasa (18/11). Platform seperti X hingga layanan e-commerce Shopify dilaporkan sempat tidak dapat diakses.

Halaman status resmi OpenAI—pengembang ChatGPT dan Sora—juga mengonfirmasi adanya gangguan yang disebabkan oleh “masalah dengan salah satu penyedia layanan pihak ketiga,” tanpa menyebutkan nama perusahaan. Namun, laporan industri menunjuk Cloudflare sebagai sumber gangguan tersebut.

“Kami mengamati lonjakan lalu lintas tidak biasa pada salah satu layanan kami, yang menyebabkan sebagian trafik yang melewati jaringan mengalami gangguan,” kata juru bicara Cloudflare kepada CNBC.

Ia menambahkan bahwa pihaknya belum mengetahui penyebab lonjakan trafik tersebut. “Kami tengah bekerja penuh untuk memastikan semua lalu lintas dapat kembali berjalan normal tanpa kesalahan,” ujarnya.

Upaya Perbaikan Sedang Berlangsung

Dalam pembaruan di laman status resmi Cloudflare sekitar pukul 21.22 WIB, perusahaan menyatakan tim teknis terus melakukan pemulihan terhadap lalu lintas yang terdampak.

Di Indonesia, selain X dan Downdetector, beberapa situs lain seperti BMKG dan platform AI Perplexity juga sempat tidak bisa diakses dan menampilkan pesan terkait masalah pada Cloudflare.

Cloudflare menjadi fondasi infrastruktur internet bagi banyak bisnis global. Teknologi mereka digunakan untuk mengelola dan mengamankan lalu lintas sekitar 20 persen situs web dunia.

Layanan yang ditawarkan antara lain perlindungan dari serangan Distributed Denial of Service (DDoS), yaitu upaya membanjiri server dengan permintaan berlebih hingga sistem tidak dapat berfungsi.

Dampak ke Pasar dan Rekam Jejak Gangguan Layanan Global

Gangguan kali ini membuat saham Cloudflare turun lebih dari 3 persen pada perdagangan hari yang sama.

Insiden tersebut terjadi kurang dari sebulan setelah Amazon Web Services (AWS) mengalami gangguan besar yang melumpuhkan banyak layanan online. Gangguan global juga pernah dialami Microsoft pada layanan Azure dan Microsoft 365.

Sebelumnya, pada Juli 2024, pembaruan perangkat lunak yang bermasalah dari CrowdStrike menyebabkan pemadaman luas, menghentikan sejumlah penerbangan, mengganggu layanan keuangan, hingga membuat sejumlah rumah sakit menunda prosedur medis.