Jambi – Pagi itu, suasana di ballroom Hotel Odua Weston, Kota Jambi, tampak khidmat. Lagu Indonesia Raya tengah berkumandang, menandai dimulainya Musyawarah Daerah (Musda) V Keluarga Besar Putra Putri Polri (KBPP Polri) Daerah Jambi. Para peserta berdiri tegak, beberapa di antaranya tampak menundukkan kepala, larut dalam suasana nasionalisme yang hangat.
Namun di tengah alunan lagu kebangsaan itu, suara dering ponsel memecah kekhidmatan. Satu, dua, lalu beberapa telepon lain berdering hampir bersamaan. Dalam hitungan menit, kabar beredar cepat di antara peserta: pihak pembina Resor disebut mengarahkan agar peserta berpindah lokasi ke Mapolda Jambi.
“Banyak yang tiba-tiba di telpon oleh pihak pembinanya masing-masing,” ujar salah satu panitia yang meminta namanya tak ditulis. “Ada yang bilang dapat telepon langsung, disuruh ke Mapolda.”
Nada suaranya terdengar datar, tapi matanya menunjukkan kegelisahan. Di sekelilingnya, beberapa peserta mulai berbisik-bisik, sebagian melirik ke arah pintu keluar. Aroma kegusaran segera memenuhi ruangan yang semula penuh semangat persaudaraan itu.
Namun akhirnya mereka memilih untuk tetap bertahan berada di Hotel Odua Weston, mereka tetap mengikuti acara di tempat tersebut walaupun pembina mereka terus menelpon dan mengirim pesan WhatsApp agar berpindah ke mapolda Jambi.
“Ini forum yang sah, pelaksananya panitia resmi yang di beri mandat melalui SKep,” kata seorang peserta yang memilih bertahan. “Kalau pun ada arahan lain, itu sudah di luar mekanisme.”

