Jakarta – Malaysia tengah menghadapi hujan lebat yang diperkirakan akan berlangsung terus-menerus di sejumlah wilayah, termasuk Kelantan, Besut di Terengganu, serta beberapa distrik di negara bagian Perlis, Kedah, dan Penang. Banjir pun mengancam sejumlah daerah yang telah dikeluarkan peringatan siaga oleh Departemen Meteorologi Malaysia (MetMalaysia).
Menurut MetMalaysia, hujan lebat diperkirakan akan melanda wilayah Perlis, Kedah, dan Penang sepanjang beberapa hari ke depan. Beberapa daerah lainnya, termasuk wilayah di Perak (Kerian, Larut, Matang, dan Selama), Kelantan (Jeli, Tanah Merah, Machang, dan Kuala Krai), serta Terengganu (Setiu, Kuala Nerus, Hulu Terengganu, Kuala Terengganu, Marang, Dungun, dan Kemaman), juga menerima peringatan yang sama.
Sementara itu, beberapa wilayah seperti Perak (Hulu Perak, Manjung), Kelantan (Gua Musang), dan Pahang (Dataran Tinggi Cameron, Lipis, Jerantut, dan Kuantan) telah memasuki tingkat siaga karena potensi hujan yang terus-menerus.
Banjir dan Faktor Penyebabnya
Banjir yang sering terjadi sepanjang musim hujan Timur Laut ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti perubahan penggunaan lahan, kepadatan penduduk, serta perubahan sistem drainase yang tidak mampu mengalirkan air dengan baik.
Ambun Dindang, Wakil Direktur Jenderal Operasi MetMalaysia, mengungkapkan bahwa proses pembangunan yang cepat berdampak pada kemampuan daerah untuk menampung curah hujan yang tinggi.
“Daerah tersebut bisa banjir atau tidak… tergantung pada situasi di lapangan, seperti perubahan dalam pembangunan, kepadatan penduduk, dan perubahan sistem drainase,” ujar Ambun dalam acara Ruang Bicara Bernama TV, yang dikutip oleh Malay Mail.
Perubahan Iklim Memperburuk Cuaca Ekstrem
Selain faktor lokal, perubahan iklim dan pemanasan global turut memperburuk fenomena cuaca ekstrem yang terjadi. Ambun menambahkan bahwa pemanasan global mempengaruhi atmosfer, yang kini mampu menyimpan lebih banyak kelembaban, sehingga meningkatkan intensitas hujan.
“Setiap kenaikan satu derajat Celsius dalam suhu global bisa meningkatkan kelembaban atmosfer hingga tujuh persen lebih banyak, yang memicu hujan lebat,” jelas Ambun. Ia juga menyoroti dampak negatif lainnya, seperti pemutihan karang, pencairan es, dan naiknya permukaan laut akibat perubahan iklim.
“Kita melihat peningkatan kekuatan dan frekuensi topan yang melanda Filipina dan Vietnam. Hal ini adalah dampak nyata dari pemanasan global dan perubahan iklim,” tambah Ambun.
Sistem Peringatan Dini yang Diperkuat
Untuk mengantisipasi bencana yang mungkin terjadi akibat hujan lebat, MetMalaysia akan memperkuat sistem peringatan dini yang meliputi tiga komponen penting: pengumpulan data, proses data, dan penyebaran informasi kepada masyarakat. Hal ini bertujuan untuk memastikan kesiapan negara dalam menghadapi cuaca ekstrem dan mengurangi dampak buruk yang ditimbulkan.
Peringatan dini diberikan dalam periode tiga hari berdasarkan model cuaca yang terus diperbarui setiap kali terjadi perubahan atmosfer yang signifikan.

