Kuala Tungkal, 23 November 2025 — Pecinta Alam Mahasiswa Iai An-Nadwah Kuala Tungkal menggencarkan Aksi Zero Waste Sungai Pengabuan 2025 pada 22–23 November 2025, sebagai bentuk peringatan keras atas semakin parahnya krisis limbah dan sampah di Sungai Pengabuan yang kini kian mengancam ekosistem dan keselamatan kesehatan publik.
Pada hari pertama, 22 November 2025, edukasi lingkungan menyasar warga RT 05 Kelurahan Kampung Nelayan. Materi tidak hanya mengenai teknik pemilahan sampah, tetapi juga mengungkap konsekuensi nyata pencemaran: meningkatnya penyakit berbasis lingkungan, matinya biota sungai, hingga hilangnya sumber penghidupan nelayan. Tingginya respons warga menunjukkan bahwa persoalan ini bukan sekadar isu kebersihan, tetapi kegagalan tata kelola sampah yang sudah akut.
Masih di hari yang sama, aksi bersih-bersih bantaran sungai dan permukiman mendapati puluhan kantong sampah plastik yang menumpuk di titik pembuangan liar. Temuan ini memperjelas bahwa persoalan bukan hanya perilaku warga, melainkan ketiadaan fasilitas pengelolaan sampah yang memadai, sehingga masyarakat tidak punya pilihan selain membuang sampah ke sungai.
Spanduk kampanye bertuliskan “Sungai Bukan Warisan Tetapi Titipan, Stop Energi Fosil, Beralih ke Energi Terbarukan” dibentangkan sebagai seruan politik-ekologis. Sungai Pengabuan tidak hanya harus bebas dari sampah, tetapi juga dari kebijakan energi dan industri yang terus merusaknya.
Keesokan harinya, 23 November 2025, Diskusi Publik “Suara dari Pengabuan: Kolaborasi Pengetahuan, Kebijakan, dan Gerakan Warga untuk Ekologi Tanjung Jabung Barat” diselenggarakan untuk menantang pemangku kebijakan agar tidak lagi menutup mata. Mahasiswa, warga, aktivis dan akademisi sepakat bahwa pemerintah daerah harus segera bertindak, bukan sekadar menjanjikan program tanpa eksekusi.
Aksi Zero Waste 2025 menegaskan bahwa penyelamatan Sungai Pengabuan tidak boleh lagi bersifat sporadis atau seremonial. Diperlukan komitmen politik yang tegas, didukung partisipasi warga dan pengetahuan ilmiah yang berkelanjutan.
Mapala Pamsaka menutup aksi ini dengan pernyataan sikap:
Sungai Pengabuan harus dipulihkan sekarang, atau kita akan kehilangan masa depan pesisir Tanjung Jabung Barat.
Organisasi mahasiswa ini memastikan akan terus berada di garis terdepan dalam mengawasi, mengkritisi, dan mendorong perubahan kebijakan demi keselamatan ruang hidup masyarakat dan ekologi sungai.

