Jakarta — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan bahwa Pulau Kalimantan tidak sepenuhnya bebas dari ancaman gempa bumi. Berdasarkan catatan kegempaan sejak awal abad ke-20, Kota Tarakan, Kalimantan Utara, justru menjadi wilayah dengan aktivitas seismik paling tinggi di kawasan tersebut.

“Kalimantan bukan wilayah bebas gempa, dan potensi gempa merusak tetap ada, meskipun aktivitas seismiknya lebih rendah dibanding kawasan lain di Indonesia seperti Sumatra, Jawa, atau Sulawesi,” ujar Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, Jumat (7/11).

Catatan sejarah menunjukkan bahwa Tarakan telah mengalami beberapa gempa merusak pada tahun 1923, 1925, 1936, dan kembali pada 2025 di kawasan yang sama. Pola berulang ini berhubungan dengan aktivitas Sesar Tarakan, salah satu sesar aktif di bagian utara Kalimantan.

Daryono menegaskan bahwa temuan ini menunjukkan Kalimantan masih memiliki sistem sesar aktif yang berpotensi memicu gempa signifikan.

“Ini menegaskan bahwa Kalimantan memiliki sistem sesar aktif yang bisa memicu gempa signifikan,” ujarnya.

Menurutnya, gempa Tarakan pada 5 November 2025 dengan magnitudo M4,8 tetap menimbulkan kerusakan nyata, terlepas dari besar kecilnya kekuatan gempa.

“Peristiwa ini juga menegaskan bahwa kualitas bangunan masih menjadi faktor utama yang menentukan besar-kecilnya dampak yang ditimbulkan,” lanjut Daryono.

Sejarah Gempa Merusak di Kalimantan

BMKG mencatat sejumlah peristiwa gempa bumi signifikan yang pernah mengguncang Pulau Kalimantan dalam satu abad terakhir. Berikut daftar kejadian gempa merusak berdasarkan data historis:

  1. Gempa dan Tsunami Sangkulirang, Kalimantan Timur – 14 Mei 1921
    Gempa besar memicu tsunami yang menyebabkan kerusakan sedang hingga berat. Intensitas guncangan dilaporkan mencapai VII–VIII MMI.

  2. Gempa Tarakan, Kalimantan Utara – 19 April 1923
    Berkekuatan M7,0, mengguncang dengan intensitas VII–VIII MMI, menyebabkan kerusakan berat dan rekahan tanah di Tarakan.

  3. Gempa Tarakan, Kalimantan Utara – 14 Februari 1925
    Menghasilkan guncangan kuat dengan intensitas VI–VII MMI, merusak banyak bangunan di Tarakan.

  4. Gempa Tarakan, Kalimantan Utara – 28 Februari 1936
    Gempa berkekuatan M6,5, kembali menyebabkan kerusakan pada bangunan rumah.

  5. Gempa Pulau Laut, Kalimantan Selatan – 5 Februari 2008
    Berkekuatan M5,8 di Selat Makassar. Guncangan kuat dirasakan di Pulau Laut, Sebuku, Sembilan, Pagatan, dan Batulicin dengan intensitas IV–V MMI.

  6. Gempa Tarakan, Kalimantan Utara – 21 Desember 2015
    Gempa M6,1 berpusat di laut, 29 km timur laut Tarakan. Menimbulkan kerusakan pada puluhan rumah dan disusul 16 kali gempa susulan.

  7. Gempa Kendawangan, Kalimantan Barat – 24 Juni 2016
    Berkekuatan M5,1, berpusat di lepas pantai Kendawangan. Disebabkan aktivitas sesar aktif bawah laut yang belum terpetakan sebelumnya.

  8. Gempa Katingan, Kalimantan Tengah – 14 Juli 2018
    Gempa M4,2 dirasakan di Katingan, Kasongan, Batutinggi, dan Bengkuang (III–IV MMI). Satu rumah dilaporkan rusak ringan.

  9. Gempa Banjar, Kalimantan Selatan – 13 Februari 2024
    Gempa M4,8 dengan pusat 19 km timur laut Banjar pada kedalaman 10 km. Disebabkan oleh aktivitas Sesar Meratus.

  10. Gempa Tarakan, Kalimantan Utara – 5 November 2025
    Gempa dangkal M4,8 berpusat di laut, 24 km tenggara Tarakan, dengan kedalaman 10 km. Guncangan dirasakan di Tarakan dengan intensitas IV–V MMI.