Bungo — Komunitas Teater Bhavana mengecam tindakan pemotongan karya mereka berjudul Kasih Nan Abadi dalam pembukaan Bungo Expo 2025. Melalui pernyataan sikap yang dirilis pada Selasa (21/10/2025), kelompok teater tersebut menyebut penghentian pementasan itu sebagai bentuk pelecehan terhadap proses kreatif dan integritas seni.

Teater Bhavana menolak penjelasan Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bungo, Hasbi Adi Firman, yang sebelumnya menyebut pemotongan karya sebagai “penyesuaian teknis”.

“Kami menolak keras narasi ‘penyesuaian teknis’. Pemotongan karya Kasih Nan Abadi di panggung pembukaan Bungo Expo 2025 adalah bentuk pelecehan terhadap proses kreatif yang telah kami bangun selama satu bulan penuh,” tulis Teater Bhavana dalam pernyataannya, sebagaimana dikutip dari faktabungo.id, Selasa (21/10/2025).

Menurut kelompok teater tersebut, alasan “keterbatasan waktu pejabat” tidak dapat dijadikan pembenaran atas penghentian pementasan yang sudah dipersiapkan secara profesional.

“Seni bukan pelengkap acara. Seni adalah jiwa dan suara kebudayaan. Ini bukan sekadar masalah durasi, tapi penghormatan dan pertanggungjawaban moral,” lanjut pernyataan itu.

Dalam tuntutannya, Teater Bhavana meminta Dinas Kebudayaan Kabupaten Bungo melakukan audit dan evaluasi terbuka terhadap penyelenggaraan acara budaya daerah. Audit tersebut diminta mencakup proses kurasi, koordinasi teknis, dan pengambilan keputusan di lapangan yang dinilai merugikan seniman.

Selain itu, mereka juga menuntut penggantian kerugian penuh, baik secara material maupun non-material, serta transparansi penggunaan anggaran kegiatan yang melibatkan komunitas seni.