Jakarta — Serangan beruang kembali mengguncang warga di wilayah Miyagi Utara, Jepang, pekan ini. Fenomena serangan hewan liar tersebut sebelumnya tergolong langka, namun dalam beberapa tahun terakhir semakin sering terjadi.
Dalam insiden terbaru, seorang perempuan tewas diserang beruang, sementara satu orang lainnya dilaporkan hilang, menurut keterangan kepolisian Miyagi Utara, Sabtu (4/10), seperti dikutip dari AFP.
“Seorang perempuan dipastikan tewas dan seorang lainnya masih hilang,” ujar juru bicara kepolisian setempat.
Sedikitnya terdapat empat korban akibat serangan beruang, termasuk dua perempuan lanjut usia yang sedang memetik jamur di kawasan pegunungan pada Jumat (3/10). Salah satu korban sempat menghubungi polisi untuk melaporkan bahwa rekannya tengah diserang beruang.
Stasiun televisi NHK melaporkan bahwa luka-luka di tubuh korban memperkuat dugaan bahwa hewan buas tersebut menjadi penyebab kematian.
Di lokasi terpisah, seorang pria berusia 78 tahun juga ditemukan tewas dengan luka cakaran di Prefektur Nagano. Polisi menduga kuat pria tersebut juga menjadi korban serangan beruang, seperti dilaporkan harian Asahi Shimbun.
Menurut data NHK, sedikitnya 69 orang terluka akibat serangan beruang di Jepang antara April hingga Agustus 2025, dengan lima di antaranya meninggal dunia.
Sementara data pemerintah mencatat terdapat 85 korban serangan beruang dalam setahun terakhir hingga Maret 2025, menewaskan tiga orang. Pada tahun sebelumnya, tercatat 219 kasus dengan enam korban jiwa.
Dalam beberapa tahun terakhir, populasi beruang liar di Jepang semakin sering terlihat hingga ke wilayah permukiman. Fenomena ini dikaitkan dengan penurunan jumlah penduduk dan dampak perubahan iklim, yang mengubah pola pergerakan satwa liar.
Lonjakan kasus tersebut juga membuat pemerintah Jepang melonggarkan aturan kepemilikan senjata pada bulan lalu. Kebijakan ini memberi kemudahan bagi para pemburu menggunakan senapan di daerah padat penduduk guna mengendalikan ancaman dari hewan liar, khususnya beruang.