C. Teori BLK Sukses di Luar Negeri dan Kurikulum Vokasi

Tinjauan teori VET (Vocational Education and Training) internasional mengidentifikasi sejumlah determinan keberhasilan lembaga vokasi:

  1. Industry linkage yang kuat—hubungan formal dengan dunia usaha—menjamin relevansi kurikulum dan penyerapan lulusan (Clarke & Winch, 2020, hlm. 87).

  2. Standardisasi kompetensi dan sistem sertifikasi (unit kompetensi, BNSP/level IQF) memberi jaminan mutu yang diakui pasar kerja (Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, 2024, hlm. 51).

  3. Kualitas instruktur, yang memiliki pengalaman industri dan sertifikasi, merupakan faktor kunci dalam efektivitas pembelajaran praktik (Pambudi, 2020, hlm. 33).

  4. Fasilitas praktik yang modern serta model work-based learning (dual system, teaching factory) memfasilitasi learning by doing dan pembentukan soft skills yang esensial (Clarke & Winch, 2020, hlm. 112).

  5. Skema pembiayaan berkelanjutan (co-funding APBN–APBD–swasta) memungkinkan kontinuitas program dan inklusivitas peserta (Emerson & Nabatchi, 2015, hlm. 56).

Kurikulum vokasi mutakhir menekankan outcome-based education, modularisasi unit kompetensi, dan sinergi dengan industri melalui kurikulum adaptif yang direvisi secara berkala (Panduan Kurikulum PTV, Kemendikbud, 2024, hlm. 34). Negara seperti Jerman dan Swiss berhasil menerapkan model dual system dan kontrak pelatihan yang jelas antara lembaga pendidikan dan perusahaan (Clarke & Winch, 2020, hlm. 95).

Pengalaman negara-negara ini mengilhami praktik BLK modern untuk memperkuat magang, sertifikasi industri, dan tracer study lulusan sebagai indikator kinerja.