Zikri menekankan agar PMHKS menjadi wadah perjuangan, bukan sekadar tempat berkumpul. “Saya ingin organisasi ini tidak hanya jadi tempat berkumpul, tapi jadi ruang perjuangan. Ruang untuk belajar berani, belajar bersuara, belajar memikul tanggung jawab. Karena seperti kata Tan Malaka, ‘Bila kaum muda yang telah belajar di sekolah dan menganggap dirinya terlalu tinggi dan pintar untuk melebur dengan masyarakat kecil yang bekerja dengan cangkul dan hanya memiliki cita-cita sederhana, maka sebaiknya pendidikan itu tidak diberikan sama sekali.’

Mengakhiri pidatonya, Zikri mengajak seluruh anggota untuk menyalakan api perubahan. “Mari kita nyalakan api perubahan, mari kita kobarkan semangat persatuan, mari kita buktikan bahwa organisasi ini bukan hanya nama, tetapi kekuatan! Kita bukan generasi yang menunggu perubahan, kita adalah generasi yang menciptakan perubahan!”

Sementara itu, Ketua Umum periode sebelumnya, Bily Anggara Jufri, menyampaikan pesan yang sarat makna tentang kesinambungan organisasi. Ia menekankan bahwa regenerasi adalah nadi dari sebuah organisasi mahasiswa, sehingga tongkat estafet kepemimpinan tidak boleh berhenti.

“Tongkat estafet kepemimpinan ini harus terus dilanjutkan agar regenerasi tidak terputus. Saya berharap PMHKS senantiasa eksis dan mampu menjadi ruang kaderisasi yang sehat, tempat lahirnya pemimpin-pemimpin muda yang berintegritas, kritis, dan visioner. Organisasi ini jangan sampai terjebak hanya pada seremoni, tetapi harus benar-benar hadir dengan karya nyata dan sikap yang membumi. PMHKS harus membuktikan bahwa ia bukan sekadar nama, melainkan wadah perjuangan intelektual mahasiswa hukum asal Kerinci dan Sungai Penuh,” tutur Bily.