Jakarta – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan ancaman keras terhadap Venezuela. Ia menegaskan akan menembak jatuh jet-jet tempur Venezuela jika dianggap membahayakan pasukan militer AS.

“Jika mereka menempatkan kami dalam posisi bahaya, mereka akan ditembak jatuh,” kata Trump di Oval Office, Jumat (5/9), seperti dikutip AFP.

Insiden Jet Venezuela Dekati Kapal Perang AS

Ancaman itu muncul setelah dua pesawat militer Venezuela dilaporkan terbang dekat kapal Angkatan Laut AS di perairan internasional, Kamis (4/9). Washington menyebut manuver tersebut sebagai tindakan provokatif.

Menanggapi insiden itu, Trump mengerahkan 10 jet tempur F-35 ke Puerto Rico. Pesawat-pesawat tersebut akan bergabung dengan armada kapal perang AS yang telah lebih dulu berada di perairan Karibia selatan, dekat wilayah Venezuela. Pemerintah AS berdalih pengerahan ini untuk memperkuat operasi pemberantasan kartel narkoba.

Cekcok Trump dan Maduro

Ketegangan terbaru ini tidak lepas dari konflik panjang antara Trump dan Presiden Venezuela, Nicolás Maduro. Washington menuduh Maduro sebagai pemimpin kartel narkoba Cartel de los Soles (Cartel of the Suns), yang pada Juli lalu ditetapkan AS sebagai organisasi teroris khusus.

Kelompok tersebut dituding memiliki keterkaitan dengan Tren de Aragua dan Kartel Sinaloa, yang lebih dulu dimasukkan daftar organisasi teroris asing pada awal 2025.

Sebagai bagian dari tekanannya, AS menawarkan hadiah US$50 juta (sekitar Rp823 miliar) bagi siapa saja yang dapat menangkap Maduro.

Ancaman Balasan Venezuela

Maduro menilai langkah AS, termasuk pengerahan kapal perang di Karibia, sebagai upaya ilegal untuk menggulingkan pemerintahannya. Ia menegaskan jika serangan militer benar dilakukan, maka perang besar antara kedua negara tidak terelakkan.

“Jika Venezuela diserang, hal itu akan mendorong dimulainya periode perjuangan bersenjata,” ujar Maduro.

Sementara itu, CNN melaporkan bahwa Trump juga tengah mempertimbangkan opsi serangan militer langsung terhadap kartel narkoba di Venezuela. Jika benar terjadi, hal ini akan menandai eskalasi tertinggi hubungan AS–Venezuela dalam beberapa tahun terakhir.