Jakarta — Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Eyal Zamir, mengumumkan bahwa Negeri Zionis telah memulai serangan tahap dua untuk merebut Gaza City, Jalur Gaza, Palestina.

Kami telah memasuki fase kedua Operasi Kereta Gideon untuk mencapai tujuan perang. Memulangkan sandera adalah misi moral dan nasional kami,” ujar Zamir pada Rabu (3/9).

Serangan ini merupakan lanjutan dari rencana Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, yang sebelumnya disetujui Kabinet Keamanan Israel pada 8 Agustus 2025, untuk secara bertahap menduduki kembali Jalur Gaza, dimulai dari Gaza City.

Respons Hamas

Menanggapi pengumuman Israel, Brigade Al Qassam selaku sayap militer Hamas meluncurkan Operasi Staf Musa, yang diklaim telah menyerang kendaraan-kendaraan militer Israel di Kota Jabalia, utara Gaza.

Sementara itu, media lokal Israel melaporkan pada Kamis (4/9) bahwa militer Zionis tengah bersiap mengusir paksa warga Gaza City dalam beberapa hari ke depan dengan mengeluarkan perintah evakuasi.

Kondisi Kemanusiaan Gaza

Netanyahu sebelumnya, pada 20 Agustus, memerintahkan percepatan rencana pendudukan Jalur Gaza meski langkah tersebut menuai kecaman komunitas internasional.

Agresi Israel di Jalur Gaza yang berlangsung sejak Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 64.200 jiwa, mayoritas anak-anak dan perempuan.

Bencana kemanusiaan pun semakin parah. Laporan Integrated Food Security Phase Classification (IPC) pada 22 Agustus menyebut lebih dari 500 ribu warga Gaza kini menghadapi kelaparan, kemiskinan, dan ancaman kematian.

Sekitar 132 ribu anak berusia di bawah lima tahun berisiko mengalami gizi buruk akut, dengan 43 ribu di antaranya diperkirakan menghadapi kondisi yang mengancam jiwa dalam beberapa bulan ke depan.