Jakarta — Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengakui bahwa operasi pasar untuk menyalurkan beras yang dilakukan Perum Bulog masih jauh dari target 1,3 juta ton.
Menurut Zulhas, hingga saat ini laporan yang ia terima baru sekitar 16 ribu ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang berhasil disalurkan ke pasar.
“Ya, memang itu baru 7 persen ya. Jadi dari 1,3 juta, baru 16 ribu ton,” kata Zulhas dalam jumpa pers di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Rabu (20/8).
Ia berjanji akan mempercepat distribusi beras SPHP melalui operasi pasar, meski tidak merinci strategi yang akan ditempuh.
“Ini kita lagi percepat sekarang ya, masuk pasar-pasar,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan bahwa beras SPHP sebenarnya sudah banyak tersedia di pasaran. Namun, ia tidak membeberkan jumlah pasti yang tercatat di Kementerian Perdagangan. Ia hanya menegaskan bahwa distribusi belum mencapai 100 persen dan pihaknya akan terus mengawalnya.
“Kami bersama Bapanas terus mendorong, dan kami membantu pengawasan di lapangan, termasuk percepatan distribusi,” kata Budi.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir menyoroti lambannya distribusi beras SPHP. Ia menyebutkan, realisasi penyaluran Bulog baru mencapai 38.111 ton atau sekitar 2,94 persen dari target.
Tomsi juga menambahkan bahwa rata-rata penyaluran harian Bulog hanya sekitar 1.200 ton, jauh di bawah target 7.100 ton per hari.
“Jauh banget antara (target) 16 persen dengan (realisasi) 2,94 persen. Kalau realisasinya 38 ribu (ton beras SPHP) bagi 30 hari, kurang lebih 1.200 ton per hari. Sementara target kita 7.100 ton per hari,” ujar Tomsi, Selasa (19/8), dikutip dari CNBC Indonesia.