Jakarta — Vietnam telah melakukan evakuasi terhadap lebih dari 325.500 warga dari lima provinsi seiring datangnya Topan Kajiki, yang mulai menerjang negara pada Senin (25/8).
Warga yang dievakuasi ditempatkan di sejumlah lokasi aman seperti sekolah, gedung olahraga, dan bangunan publik. Dalam upaya memitigasi dampak topan, pemerintah setempat memutuskan untuk menutup sekolah dan menghentikan operasi bandara.
“Saya belum pernah melihat topan sebesar ini mendekati kota kami,” ungkap seorang warga bernama Le Manh Tung, seperti dilansir dari Channel NewsAsia, Senin (25/8). Saat ini, Tung beserta keluarganya berada di stadion olahraga untuk berlindung.
Topan Kajiki saat ini berada di perairan, menghantam Teluk Tonkin dengan gelombang setinggi 9,5 meter. Sebelum mencapai Vietnam, topan ini juga telah melanda Pulau Hainan, China pada hari Minggu.
Badan Meteorologi Vietnam melaporkan bahwa topan ini membawa angin kencang dengan kecepatan mencapai 166 km/jam. Diperkirakan, kekuatan topan Kajiki akan semakin meningkat sebelum mendarat pada sore hari ini, Senin (25/8).
“Saya merasa cemas, tetapi kami harus menghadapinya. Ini adalah kekuatan alam yang tidak bisa dihindari,” tambah Le Manh.
Pemerintah memperkirakan kekuatan Kajiki tidak jauh berbeda dengan Topan Yagi yang melanda Vietnam tahun lalu dan menyebabkan ratusan korban jiwa.
“Ini adalah badai yang sangat berbahaya dan bergerak cepat,” ungkap pernyataan dari pemerintah Vietnam.
Selain mengungsikan warga, semua kapal penangkap ikan juga diminta untuk berlindung di pelabuhan. Kota pesisir Vinh telah mengalami banjir sejak malam Minggu.