Jakarta — Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali membuat pernyataan kontroversial terkait konflik Rusia dan Ukraina.
Usai meyakinkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bahwa Amerika Serikat akan menjamin keamanan Kyiv dari ancaman Moskow, Trump justru menyalahkan Ukraina sebagai pihak yang memicu invasi Rusia.
Dalam wawancara telepon dengan Fox News pada Selasa (19/8), Trump menyebut Ukraina sebagai pemicu pecahnya perang.
“Ini bukan perang yang seharusnya dimulai. Kita tidak melakukan itu. Anda tidak mengambil sesuatu. Anda (seharusnya) tidak mengambil sesuatu dari negara yang ukurannya sepuluh kali lebih besar dari Anda,” ujar Trump, seperti dikutip CNN.
Sejak Februari 2022, Rusia telah melancarkan invasi ke Ukraina. Komentar Trump tersebut mengisyaratkan bahwa Ukraina lebih dulu mengambil wilayah yang menurutnya merupakan bagian dari Rusia.
Trump juga menyinggung soal wilayah Donbas. Ia menyebut bahwa 79 persen kawasan itu saat ini sudah “dimiliki dan dikendalikan” oleh Rusia.
“Sekarang mereka membicarakan Donbas, tapi Donbas sekarang, seperti yang Anda tahu, 79 persen dimiliki dan dikendalikan Rusia. Jadi mereka memahami apa artinya itu,” tambahnya.
Meski begitu, Trump tidak memberikan penjelasan detail mengenai tuntutan terbaru Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap Ukraina. Ia hanya menegaskan hal tersebut merupakan urusan langsung antara Putin dan Zelensky.
Pernyataan Trump itu muncul setelah dirinya menggelar pertemuan dengan Zelensky dan sejumlah pemimpin Eropa, termasuk dari NATO, di Gedung Putih awal pekan ini. Pertemuan tersebut membahas upaya mengakhiri invasi Rusia serta jaminan keamanan bagi Ukraina.
Dalam kesempatan itu, Trump juga mengumumkan bahwa Putin siap bertemu empat mata dengan Zelensky untuk membicarakan perdamaian, dengan dirinya dilibatkan dalam pertemuan tersebut.
Nada Trump kali ini dinilai berbeda dibanding pertemuan sebelumnya. Pada Februari lalu, ia sempat membentak Zelensky dan bahkan mengusirnya dari Gedung Putih. Namun, dalam pertemuan Senin (18/8), Trump menyampaikan rasa terima kasih kepada Zelensky yang telah datang ke Amerika Serikat.