Jakarta — Rencana pertemuan bilateral antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tengah disusun dengan berbagai opsi yang masih dipertimbangkan.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, menolak menjawab terkait lokasi spesifik pertemuan tersebut.

“Kedua pemimpin telah menyatakan kesediaan untuk duduk bersama, sehingga tim keamanan nasional kami akan membantu kedua negara mewujudkannya,” ujar Leavitt dalam konferensi pers di Gedung Putih, Selasa (19/8).

Leavitt menyebutkan ada usulan agar pertemuan dilakukan hanya antara Putin dan Zelensky.
“Ide tersebut muncul dalam percakapan Presiden dengan Presiden Putin, Presiden Zelensky, dan para pemimpin Eropa. Semua sepakat bahwa ini langkah awal yang baik,” tambahnya.

Menurut Leavitt, Donald Trump mendukung gagasan pertemuan bilateral tanpa kehadiran Amerika Serikat.
“Presiden selalu menegaskan bahwa ada sejumlah isu dalam perang ini yang hanya bisa diputuskan oleh Rusia dan Ukraina. Karena itu, beliau ingin kedua negara terlibat dalam diplomasi langsung,” katanya.

Ia juga memastikan bahwa Putin telah berjanji untuk mengadakan pembicaraan dengan Zelensky.
“Dia sudah berkomitmen, dan saya baru saja menjawab pertanyaan itu untuk Anda,” ujar Leavitt.

Swiss Nyatakan Siap Jadi Tuan Rumah

Menteri Luar Negeri Swiss, Ignazio Cassis, menyatakan negaranya siap menjadi tuan rumah perundingan damai antara Rusia dan Ukraina.

“Kami siap untuk pertemuan semacam itu, dan kami berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepada kami,” kata Cassis.

Menurutnya, pemerintah Swiss akan menyiapkan pengaturan khusus terkait surat perintah Mahkamah Pidana Internasional (ICC) terhadap Putin.
“Kami tahu apa yang perlu dilakukan agar pertemuan berjalan lancar. Kami bisa melakukannya meski ada surat perintah penangkapan, karena posisi khusus kami dan peran Jenewa sebagai markas besar PBB di Eropa,” jelas Cassis.