Jakarta – Seorang hakim federal Amerika Serikat menolak permintaan pemerintahan Donald Trump untuk membuka segel transkrip juri agung dalam kasus pidana kejahatan seksual Jeffrey Epstein.

Hakim Distrik Richard Berman menyatakan pemerintah gagal menunjukkan adanya keadaan khusus yang bisa membenarkan pengungkapan catatan dewan juri agung yang secara hukum biasanya bersifat rahasia.

Departemen Kehakiman sebelumnya mendorong agar transkrip tersebut dibuka untuk meredakan kemarahan sebagian pendukung Trump yang menilai ada upaya menutup-nutupi kejahatan Epstein.

Epstein, seorang pengusaha kaya dengan koneksi elit, meninggal dunia di penjara New York pada 2019 saat menunggu persidangan atas kasus perdagangan seks anak di bawah umur.

Berman menyoroti sikap pemerintah yang pada Februari menjanjikan akan merilis sejumlah materi investigasi Epstein ke publik, namun pada Juli mendadak membatalkan rencana tersebut.

Menurut hakim, dokumen yang dimiliki pemerintah jauh lebih besar dan lebih penting dibanding transkrip juri agung.
“Seratus ribu halaman berkas dan materi Epstein milik Pemerintah jauh lebih besar daripada sekitar 70 halaman materi dewan juri agung Epstein,” ujarnya.

Hakim menilai, membuka transkrip dewan juri agung berpotensi menimbulkan ancaman terhadap keselamatan serta privasi lebih dari 1.000 korban Epstein. Ia bahkan menyebut langkah pemerintah untuk membuka segel tersebut terkesan hanya sebagai bentuk “pengalihan”.

Kasus Epstein sendiri telah lama menjadi perhatian publik dan pendukung Trump. Ketegangan meningkat sejak FBI dan Departemen Kehakiman menyatakan Epstein bunuh diri di penjara, serta membantah adanya pemerasan terhadap tokoh berpengaruh maupun “daftar klien” rahasia.

Nama Donald Trump sempat dikaitkan dalam dokumen Epstein. Mantan presiden AS itu lantas menuding Partai Demokrat berupaya menggunakan kasus Epstein untuk merusak reputasi pemerintahannya.
“Demokrat radikal sayap kiri melakukan berbagai cara untuk merusak dan mengalihkan dari enam bulan pemerintahan kita yang hebat. Banyak orang menyebutnya enam bulan terbaik dalam sejarah kepresidenan,” ujar Trump, Kamis (24/7) waktu AS.