Kompleks ini menjadi ikon budaya dan pusat penelitian arkeologi, menggambarkan sistem sosial, kepercayaan, dan teknologi masa lalu. Candi Muaro Jambi merupakan simbol identitas masyarakat Jambi.

Ancaman Kelestarian

Kelestarian Candi Muaro Jambi terancam oleh aktivitas industri, terutama:

  • Penumpukan batubara (stockpile) secara sembarangan
  • Perluasan industri sawit

Aktivitas ini menjamur di zona inti Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN), terutama di Desa Muara Jambi, Tebat Patah, dan Kemingking Dalam. Dampaknya mencakup kerusakan struktur candi serta pencemaran kesakralan lanskap budaya.

Kesimpulan: Fondasi Pariwisata Berkelanjutan Jambi

Ketiga pilar—MJUGGp, TNKS, dan Candi Muaro Jambi—secara terpadu menjadi modal utama dalam membangun pariwisata berkelanjutan di Provinsi Jambi. Ketiganya saling melengkapi dalam menjaga kelestarian alam, memperkuat budaya lokal, dan mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Keberhasilan strategi ini membutuhkan:

  • Kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, masyarakat, akademisi, pelaku usaha, dan mitra internasional
  • Konsistensi kebijakan dan pendanaan
  • Perlindungan tegas terhadap ancaman kerusakan lingkungan maupun budaya

Dengan inovasi pengelolaan dan komitmen kolektif, Jambi berpeluang untuk menegaskan posisinya sebagai destinasi unggulan nasional dan global—yang mampu memadukan nilai sejarah, keindahan alam, dan kemakmuran masyarakat secara harmonis.