CEO: Ekosistem Kripto Telah Beroperasi Penuh
Direktur Utama COIN, Ade Wahyu, menyampaikan bahwa capaian positif ini merupakan hasil dari keberhasilan perusahaan menyelesaikan fase konsolidasi dan transformasi.
“Kinerja paruh pertama 2025 mencerminkan model bisnis kami yang kini telah sepenuhnya mendukung ekosistem kripto. Ini membuktikan bahwa ekosistem tersebut kini beroperasi secara efisien dan optimal,” ujar Ade dalam keterbukaan informasi, Selasa (5/8/2025).
Utang Turun Drastis, Arus Kas Positif
Perusahaan juga berhasil menekan liabilitas secara signifikan. Total utang jangka pendek dan panjang per 30 Juni 2025 tercatat Rp60,7 miliar, turun dari sebelumnya Rp231,95 miliar. Sementara liabilitas jangka panjang menyusut dari Rp3,04 miliar menjadi Rp1,04 miliar.
Arus kas dari aktivitas operasional pun berbalik menjadi positif, mencapai Rp71,17 miliar, dibanding posisi negatif Rp632 juta pada tahun 2024.
Total aset perusahaan hingga Juni 2025 tercatat Rp1,37 triliun, tidak jauh dari posisi akhir 2024 yang sebesar Rp1,52 triliun. Sementara ekuitas meningkat menjadi Rp1,31 triliun dari sebelumnya Rp1,29 triliun.
Saham Meroket 1.400% Sejak IPO
COIN baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia pada 9 Juli 2025, dengan harga penawaran awal Rp100 per saham. Namun, hingga perdagangan Rabu (6/8/2025) siang, harga sahamnya melonjak ke level Rp1.500 per saham, atau naik 1.400% dari harga IPO.
Lonjakan harga saham ini turut mengerek kapitalisasi pasar COIN dari Rp1,4 triliun menjadi Rp22 triliun, menjadikannya salah satu saham paling impresif di BEI dalam periode pasca-IPO.
COIN merupakan entitas induk dari PT Central Finansial X (CFX), bursa aset kripto pertama di Indonesia, dan PT Kustodian Koin Indonesia (ICC), sebagai kustodian aset kripto.