Ajak IBI Kampanyekan Pencegahan Pernikahan Dini dan Edukasi Remaja
Dalam kesempatan tersebut, Hj. Hesti Haris juga mendorong IBI Provinsi Jambi untuk aktif mengkampanyekan pencegahan pernikahan dini serta perilaku seksual pranikah yang berisiko. Ia menyoroti masih tingginya angka pernikahan usia dini di Jambi, bahkan terdapat laporan kasus menikah pada usia 13 tahun.
“Ini menjadi tantangan serius. Oleh karena itu, kolaborasi antara IBI, PKK, dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) sangat diperlukan dalam memberi edukasi yang tepat, termasuk soal pengaturan jarak kehamilan,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menciptakan strategi edukatif yang menjangkau generasi muda dan keluarga muda secara efektif.
PD IBI Jambi Didorong Perkuat Peran Organisasi di Semua Wilayah
Ucapan selamat juga disampaikan kepada seluruh pengurus IBI yang baru saja dikukuhkan. Hesti berharap IBI mampu mengembangkan organisasi di seluruh kabupaten/kota agar selaras dengan program Jambi Mantap yang digagas pemerintah provinsi.
“Kami yakin IBI mampu membangun organisasi yang solid dan relevan dengan tantangan zaman. Peran bidan dalam proses kehamilan, persalinan, serta tumbuh kembang anak tidak dapat digantikan oleh teknologi semata,” tambahnya.
Ketua IBI: Jambi Miliki Lebih dari 8 Ribu Bidan
Sementara itu, Ketua PD IBI Provinsi Jambi, Bidan Dewi Novista Lilis, menyampaikan bahwa IBI didirikan pada 24 Juni 1951 dan telah menjadi organisasi profesi yang mengayomi para bidan di seluruh Indonesia.
“Di Provinsi Jambi, IBI telah memiliki 11 pengurus cabang di tingkat kabupaten/kota, dengan total anggota sebanyak 8.055 bidan. Terdapat pula 565 tempat praktik mandiri, 115 bidan delima, dan 450 bidan tersebar di seluruh daerah,” jelasnya.
Menurut Dewi, para bidan tersebut berperan sebagai tenaga kesehatan strategis dan garda terdepan dalam pelayanan ibu dan anak, keluarga berencana, serta kesehatan reproduksi.